Sabtu, Juni 23, 2007

The Runaway Bride

Setelah sempat tersesat kegelapan alam di desa berdinding bata bali dan Pak Made berkali kali menyetop orang untuk bertanya nama desan &banjar tempat resepsi pernikahan (di Bali cukup berbekal nama desa,banjar, dan nama orang yang dicari, pekerjaan atau ciri ciri fisiknya kita bisa menemukan orang yang kita cari),akhirnya kami bisa juga menemukan lokasi resepsi pernikahan teman kami yang kawin lari
.Seperti judul filmnya Julia Roberts & Richard Gere yah. Diberi judul kawin lari karena memang pihak wanita yang berkasta tinggi tidak disetujui untuk menikah dengan pihak pria yang tidak berkasta. Agak aneh kedengeranya ya untuk orang 'Jawa' yang belum terbiasa, dengan istilah seperti ini. Secara teknis, ya seperti pernikahan biasa yang diadakan di pihak mempelai pria namun tidak dihadiri seorangpun kerabat dari pihak mempelai wanita.


Yang unik buat orang 'Jawa' yang belum terbiasa adalah jarang sekali acara pernikahan yang berlangsung di hari sabtu atau minggu, Kata teman kami kemungkinannya hanya 2/7 atau 28,571428571428571428571428571429 %. Biasanya hari pernikahan di bali ditentukan berdasarkan hari baik. Kalo di 'jawa' terkadang orang malu untuk blak-blakan menyatakan hitung-hitungan hari pernikahannya. Hari baik di bali berlaku umum, maksudnya tidak seperti hari baik pada perhitugan cina yang menyertakan tahun kelahiran. Berlaku umum disini maksdunya pada kalender tahunan Bali sudah tercantum kisaran hari baik untuk menikah. Jadi jangan heran apabila dalam satu waktu bisa dijumpai banyak sekali janur kuning di sepanjang jalan.

Acara resepsi juga menarik, lebih seperti open house.Jadi acara berlangsung sehari suntuk(ini untuk resepsinya saja, belum termasuk rangkaian upacara yang harus dijalani. Trisna masih memakai riasan kepala yang dari bentuknya sepertinya cukup berat,sejak jam sepuluh pagi sampai saat kami datang jam sepuluh malam. Jam sepuluhmalam? Iya karena acara pernikahan berlangsung hari jum'at kami pun baru berksempatan datang malamnya, setelah kloter lembur terakhir tentunya. Dan surprise...trisna masih memakai riasan komplit. Dengan acara bergaya open house seperti ini setiap tamu bisa berbincang hangat dengan kedua mempelai karena tamu yang datang sudah dibagi dalam waktu waktu tertentu. Berbeda dengan pernikahan ala 'Jakarta' yang terkadang sulit sekali untuk mengucap sepatah kata pada teman lama di pelaminan melihat antrian panjang salaman, dan MC yang mulai gelisah mengatur antrian.

Selamat ya Trisna & Blinya..


Sayembara Museum Tsunami Aceh

sekedar meneruskan informasi dari teman teman di Aceh, tentang sayembara museum tsunami di Aceh,akhirnya disayembarakan juga. Terbuka untuk umum, tidak harus anggota IAI NAD tentunya. Biaya pendaftarannya 250 ribu,hadiahnya menarik. Informasi komplitnya lihat dibawah ini atau langsung aja klik www.mutsunad.org


m'pri


Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Pemerintah Kota Banda Aceh serta berbagai Lembaga Donor berencana mendirikan suatu bangunan museum Tsunami yang dinamai “Nanggroe Aceh Darussalam Tsunami Museum” (NAD- TM). Proses pembangunan museum dilakukan melalui tahapan perencanaan yang dikompetisikan untuk umum. Melalui proses kompetisi ini diharapkan akan muncul ide-ide kreatif dan inovatif dalam rancangan museum tsunami yang menggambarkan kondisi Aceh sebelum hingga sesudah tsunami.

JADWAL SAYEMBARA
Pengumuman dan Pengiriman Undangan : 11 Juni 2007
Pendaftaran, Pengambilan Dokumen TOR : 12 Juni–12 Juli 2007
Pemasukan Karya (Stempel Pos) : 5 Agustus 2007
Pameran : 12 – 23 Agustus 2007
Penjurian : 16 – 21 Agustus 2007
Pengumuman Pemenang dan seminar : 23 Agustus 2007
Penyerahan Hadiah : 27 Agustus 2007
PENGHARGAAN
Juara pertama : Rp.100.000.000,-
Juara kedua : Rp.75.000.000,-
Juara ketiga : Rp.50.000.000,-
Penghargaan Partisipasi @ : Rp.10.000.000,- (5 disain inovatif)
TANYA JAWAB
PEMASUKAN KARYA
Karya sayembara dimasukkan dalam satu paket dan diantar/dikirim kepada panitia penyelengara dengan alamat:
Sekretariat NAD-TM ( NAD Museum Tsunami)
Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) cabang NAD, JL.Tgk. Daud Beureueh No. 140, Jambo Tape, Banda Aceh , INDONESIA .

htpp: //www.mutsunad.org





Jumat, Juni 15, 2007

dicari sarjana planologi

Temenku lagi cari lulusan planologi, segera...

dicari, lulusan planologi untuk pembuatan proposal team proyek , untuk rencana detail tata ruang kota. Untuk ditempatkan di jakarta portfolio, CV, ke jay_archilectro@yahoo.com, dalam format pdf (less than 1mb)





Sabtu, Juni 09, 2007

Kenapa arsitek ditakuti?

Lagi liat liat report dari site meter ternyata banyak sekali yang tersesat cari rumah sederhana karena kalimat di bawah judul blog ini, padahal saya sendiri belum pernah membahas hal ini di sini. Jadi teringat kejadian lucu waktu KP (kerja praktek dulu)

"Pak, rumahnya sudah jadi...saya musti bayar berapa?"



Sekira lima tahun lalu di sebuah studio arsitektur dan interior di daerah Kebun Jeruk Jakarta saat masih kerja praktek. Saat sedang sibuk di depan komputer dengan tumpukan garis garis Autocad, HP Pak Lutvi berdering, nomornya tidak dikenali. Jidat pak Lutvi pun agak berkerut saat itu, ternyata dari teman lama di kampung halamannya di Kota semarang.

Sesudah pembicaraan selesai Pak Lutvi sepertinya ingin segera meng'share' isi
pembicaraannya.
"Ini lucu loh m'pri, telpon dari temen saya di Kampung di Semarang."
"Waktu lebaran kemarin kan saya pulang ke Semarang,nah banyak ketemu temen lama, salah satunya temen saya yang baru telpon ini. Waktu itu saya maen ke rumahnya & ngobrol ngalor ngidul. Salah satu isi obrolannya waktu dia mau renovasi rumahnya rumah sederhana yang murah tapi enak gitu loh. Yah langsung aja saya corat coret ini bisa begini bisa begitu...bisa bagus kalau begini. Nah ternyata rumahnya itu udah jadi, dia telpon tadi, saya musti bayar berapa katanya?"
"Beberapabulan lalu,pernah kantor kita ini submit proposal desain dan mereka bilang desain kita ngga dipake, tau tau setelah jadi mereka ternyata pakai desain kita. Ini dua kejadian yang betolak belakang.

Pertanyaan yang sama pernah diajukan seorang wanita TKI "senior" dalam perjalanan pesawat Jakarta-Bangkok-Abu Dhabi. "Mas ini kan arsitek ya? Kalo bikin rumah biasanya dibayar berapa mas?" Saya tahun kemarin bayar arsitek di kampung habis seratus jutaan. Si mbak ini spertinya menganggap semua arsitek ya otomatis membangun juga. Si Mbak (yang lupa saya tanya namanya) ini sudah sering jadi TKI, hampir semua negara di Timur Tengah pernah disinggahinya. Suaminya juga TKI di Korea. Katanya rumahnya itu buat mereka berdua kalo udah tua nanti.

(lompat lagi ke Pa Lutvi)
"Ya saya bilang, lha wong saya ngga ngapa ngapain kok." Dia tetep 'ndesek' saya mbok ya jangan gitu..ini rumahnya udah jadi loh Pa Lutvi, bagus loh...Saya cuman bilang ngga usah...nanti lebaran depan saya liat.

Dalam desain arsitektur yang komplit prosesnya cukup panjang. Ada tahapan konsep, skematik, design development, construction drawing. Nah yang Pak lutvi lakukan tadi ada di tahap konsep, kalaupun nyebrang jauh dikit di skematik. Bahasanya Pa Lutvi tadi "Kok pake nanya fee arsiteknya segala la wong saya ngga ngapa-ngapain cuman ngobrol gitu aja kok. "

Proses desain yang panjang ini yang seringkali banyak tidak dipahami banyak orang terutama yang mau renovasi rumah, atau yang mau cari gambar rumah sederhana jadi,salah siapa? Salah arsitek...kok ngga cerita-cerita. Ini juga yang membuat orang jadi malas berkonsultasi pada arsitek (saya tidak mengunakan kata menggunakan jasa arsitek loh) "Lha wong cuman ngobrol aja kok takut" meminjam istilah Pak Lutvi.

Jadi berkonsultasi pada arsitek tidak identik dengan harus membayar arsitek kan? Saat melihat lihat anggrek di toko Bunga, saya berhadapan dengan penjual yang sangat fasih. Saya banyak tanya tentang cara merawat anggrek ini angrek itu, setelah panjang lebar menjelaskan apakah saya harus membeli anggrek? Jawabannya tidak. Penjualnya juga cukup senang menjelaskan panjang lebar, dan saya pun jadinya tertarik untuk tau lebih banyak lagi.

Jadi jangan takut untuk bertanya pada arsitek, Anda tidak harus mengeluarkan uang sepeser pun untuk bertanya. Atau kalaupun takut,sekedar mengkonfirmasi ide & gagasan kalau sekiranya nanti ide kita dalam merenovasi rumah sederhana ini ternyata malah bermasalah, apek karena sirkulasi udara yang tidak mengalir, gelap , bocor karena talang yang terlalu panjang di sisi bangunan berbatasan dengan tetangga.Minimal buka buka buku desain rumah majalah atau apapun untuk menambah vocabulary,oh bisa begini bisa begitu. Tapi perlu diingat juga, yang kita lihat di buku atau malah belum tentu bisa diterapkan di rumah kita, jumlah anggota keluarganya beda, hobinya beda.










Sayembara Desain Arsitektur dan Interior Gedung Direktorat Jenderal Sumber Daya Air DPU Jakarta

Ada sayembara arsitektur lagi nih di bulan Juni 2007 ini, informasinya fwd-an dari forumami@yahoogropus.com. Sayembara Desain (di tor tertulis DISAIN) Arsitektur dan Interior Gedung Direktorat Jenderal Sumber Daya Air DPU Jakarta diadakan oleh IAI Jakarta (salut nih sayembaranya jadi makin sering). Hadiahnya lumayan 60, 30,15 juta untuk juara 1,2,3 untuk permintaan yang banyak juga tentunya, sayangnya sayembara ini hanya untuk Anggota IAI DKI dan Jawa Barat saja :(. Buat yang merasa salah satunya lanjut aja baca selengkapnya. Buat yang ngga termasuk baca tulisan yang lain aja yah..:)




KERANGKA ACUAN SAYEMBARA
DISAIN ARSITEKTUR DAN INTERIOR
*GEDUNG DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DI JAKARTA
*
Air merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, berangkat
dari
kenyataan tersebut, pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari dulu telah
menjadi bagian tak terpisahkan dari pengembangan kehidupan manusia di
Indonesia.

Dalam sudut pandang secara luas dan umum, sampai saat ini setidaknya di
Indonesia terbagi 90 Satuan Wilayah Sungai (SWS) yang meliputi lebih
dari
8000 Daerah Aliran Sungai (DAS), yang tersebar dari Sabang sampai
Merauke.
Sebegitu luas dan besar cakupan Sumber Daya Air dalam pelayanan untuk
mencapai kesejahteraan masyarakat.

Sehubungan dengan hal tersebut maka dirasakan perlu pengelolaan Sumber
Daya
Air yang lebih terarah dan komprehensif atau menyeluruh terhadap
masyarakat
agar Sumber Daya Air dapat menjadi faktor pendukung kesejahteraan.

Perencanaan yang telah dilakukan oleh PT. Bina Karya (Persero) untuk
Gedung
Ditjen SDA adalah untuk menunjang tercapainya harapan tersebut, Ditjen
SDA
Departemen Pekerjaan Umum perlu diwadahi dan didukung dengan sarana dan
prasarana yang lebih baik serta manajemen jaringan IT didalamnya untuk
menunjang Peran dan Performanya. Perencanaan Disain gedung Ditjen SDA
menjadikan solusi dukungan sarana prasarana terhadap SDA Departemen
Pekerjaan Umum dengan batasan Lokasi dan Performa sesuai Master Plan
Departemen Pekerjaan Umum dan konsep DED gedung Ditjen SDA.

Sayembara DISAIN ARSITEKTUR DAN INTERIOR DITJEN SDA DEPARTEMEN
PEKERJAAN
UMUM merupakan kerjasama antara PT. Bina karya (Persero) dan IAI DKI
Jakarta untuk mendapatkan alternatif-alternatif disain arsitektur dan
interior yang dapat memperkaya hasil rancangan yang telah ada.

PENYELENGGARA SAYEMBARA
Sayembara diselenggarakan atas kerjasama antara PT. Bina Karya dan IAI
DKI
Jakarta

BENTUK SAYEMBARA
Sayembara DESAIN ARSITEKTUR DAN INTERIOR DITJEN SDA DEPARTEMEN
PEKERJAAN
UMUM di Jakarta merupakan sayembara satu tahap.

PESERTA SAYEMBARA
Peserta sayembara adalah para arsitek anggota IAI DKI Jakarta, Banten
dan
Jawa Barat yang masih aktif (telah melunasi iuran tahun 2007).
Pesertanya
adalah perseorangan dan jika diperlukan peserta dapat dibantu oleh
pendukungnya atau kelompok.
Tidak diperkenankan bagi para pihak-pihak yang berkaitan dengan dewan
juri
baik secara pribadi maupun profesional untuk mengikuti sayembara
(saudara /
rekan kerja satu kantor), guna menghindari konflik kepentingan.
Pendaftaran dilakukan atas nama peserta yang bersangkutan dan peserta
tersebut menjadi penanggung jawab atas hasil perancangan

PENDAFTARAN / PENGAMBILAN BERKAS SAYEMBARA
1. Pengambilan Berkas Sayembara dilakukan melalui:
Ruang Sekretariat IAI DKI Jakarta
Jakarta Design Center
Jl.Gatot Subroto Kav. 53 - lantai 7, Jakarta 10260
T. 5304719 / F. 5304711

2. Biaya :
Anggota IAI Jakarta Rp. 150.000,-
Anggota IAI Banten & Jawa Barat Rp. 200.000,-

3. Waktu Pengambilan Berkas Sayembara:
11 Juni 2007 s/d 22 Juni 2007
10.00 – 16.00 WIB

4. Nomor Pendaftaran Peserta dapat diminta dan dikonfirmasikan Kepada
Sekretariat IAI Jakarta. Nomor Pendaftaran Peserta menjadi prasyarat
keikutsertaan sayembara. Batas waktu pendaftaran Nomor Pendaftaran
Peserta
adalah 22 Juni 2007.

5. Berkas Sayembara dapat diterima dalam bentuk CD-R yang berisi antara
lain:
a. Materi TOR
b. Gambar denah arsitektur, struktur dan mekanikal elektrikal (.dwg)
c. Berkas perencanaan dari PT. Bina Karya
d. Formulir Nama Peserta Sayembara

6. Pengamatan Lokasi
Peserta dianjurkan untuk dapat melakukannya sendiri ke lokasi,
diharapkan
dapat lebih memahami keadaan yang sesungguhnya secara lebih mendalam.

PEMASUKAN KARYA SAYEMBARA
Karya sayembara diserahkan di:
Tempat : Sekretariat IAI Jakarta / Ruang Orchid Jakarta Design Center
Jl. Gatot Subroto Kav.53 – lantai 6 Jakarta 10260
Hari/tanggal : Jumat, 29 Juni 2007
Waktu : 13.00 – 17.00 WIB (diluar waktu tersebut tidak
diterima)

JADWAL SAYEMBARA
8 Juni 2007 Pengumuman
11 – 22 Juni 2007 Pendaftaran
29 Juni 2007 Pemasukan Materi Sayembara
30 Juni 2007 Penjurian Sayembara
1 Juli 2007 Pengumuman Hasil Penjurian Sayembara
(akan ditentukan kemudian) Penyerahan Hadiah

SUSUNAN DEWAN JURI
Dewan Juri terdiri dari :

1. Ir. Imam Santoso Ernawi, MCM., M.Sc.
Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum Bidang Keterpaduan Pembangunan

2. Ir. Ismono Yahmo, MA
Kepala Subdit Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara Direktorat Penataan
Bangunan dan Lingkungan - Ditjen Cipta Karya

3. Ir. Budhiantoro
Kepala Biro Perlengkapan dan Umum

4. Ir. Dyah Rahayu Pangesti, Dipl. HE, APU
Ditjen SDA – Pekerjaan Umum

5. Dipl. Ing. Han Awal, IAI
Arsitek Profesional – Anggota Dewan Kehormatan Daerah IAI Jakarta

6. Ir. Achmad Tardiyana, MUDD.
Arsitek Perkotaan – Praktisi & Akademisi

7. Drs. Solichin Gunawan, HDII
Praktisi Desainer Interior – Dewan Kode Etik HDII

HADIAH SAYEMBARA
Hadiah berjumlah Rp.105.000.000,-- (Seratus Lima Juta Rupiah), akan
dibagikan kepada:
Pemenang I Rp. 60.000.000,-- (Enam Puluh Juta Rupiah)
Pemenang II Rp. 30.000.000,-- (Tiga Puluh Juta Rupiah)
Pemenang III Rp. 15.000.000,-- (Lima Belas Juta Rupiah)

Jika terdapat kekurangan yang dianggap penting bagi pelaksanaan
pengembangan
rancangan, maka pihak penyelenggara sayembara berhak meminta kepada
Pemenang
untuk melengkapi materi sayembaranya sesuai permintaan kerangka acuan.

STATUS MATERI SAYEMBARA
Materi pemenang sayembara menjadi milik PT. Bina Karya (Persero).
Karya
peserta lainnya dapat diambil di sekretariat IAI - Jakarta setelah
penyelenggaraan sayembara selesai.

BATASAN MATERI SAYEMBARA
Batasan Perancangan, yaitu hal-hal yang telah dirancang oleh PT. Bina
Karya
(terlampir) yang tidak dapat diubah dan bersifat mengikat, yaitu antara
lain:
a) Bentuk Dasar Denah
b) Struktur Bangunan
c) Ruang-ruang Utama yang bersifat Kontruksi spt: Core Service,
Ruang-ruang
Mekanikal dan Elektrikal
d) Jumlah dan Ketinggian Lantai
e) Peruntukan Ruang

MATERI SAYEMBARA
Peserta harus mempelajari bahan-bahan yang telah disusun oleh PT. Bina
Karya
(Persero). Peserta mendapat kebebasan penuh untuk melakukan kajian
tersendiri terhadap permasalahan pembangunan Gedung Ditjen SDA,
berdasarkan
data dan informasi yang tersedia. Peserta diminta memasukkan karya
arsitektur dan interior Gedung Ditjen SDA berupa gambar pra-rancangan:

a) Dokumen Pra-rancangan
1. Konsep-Konsep, dalam ukuran kertas A3:
1.1. Konsep Arsitektur
1.1.1. Konsep Tampilan dan Filosofi
1.1.2. Konsep Material Finishing
1.1.3. Konsep Maintenance
1.2. Konsep Tata Ruang Dalam
1.2.1. Program Ruang
1.2.2. Hirarki atau Zoning Ruang
1.2.3. Konsep Sirkulasi Ruang
1.2.4. Konsep Tata Ruang
1.2.5. Konsep Material Finishing dan Meubelair

2. Gambar-gambar, dalam ukuran kertas A2:
2.1. Gambar Arsitektur
2.1.1. Gambar Tampak (4 sisi) skala 1 : 200
2.1.2. Gambar Potongan Bangunan (min. 3) skala 1 : 200
2.1.3. Detail Prinsip Tampak beserta potongan Bangunan (min. 4) skala 1
: 50
s/d 1 : 100
2.1.4. Perspektif Arsitektur (min. 2)
2.2. Gambar Interior
2.2.1. Gambar Lay Out Interior dan Meubelair skala 1 : 100
2.2.2. Gambar Detail Lay Out dan potongan Interior (termasuk Meubelair)
skala 1 : 50, khususnya ruang: Hall Utama, Lobby Lift, Ruang Serbaguna,
Ruang Kerja, Ruang Rapat Besar
2.2.3. Perspektif Interior (min. 2)

3. Laporan dalam format A4 yang memuat :
Nama dan No. Anggota IAI (dan anggota kelompoknya, berikut profesinya)
Konsep Arsitektur dan Interior
Skema Bahan dan Skema Warna Arsitektur dan Interior
Spesifikasi Bahan Arsitektur dan Interior
Taksiran biaya
Hal-hal lain yang dianggap penting dan perlu dikemukakan

b) Bahan Penjurian
Maket studi massa bangunan skala 1:200, dengan area lahan sebesar
ukuran A2.
Panel ringan siap pamer berjumlah 5 buah ukuran A2 format vertikal
(portrait), yang memuat Konsep Arsitektur dan Interior, Gambar, dan
Perspektif. Skala dan urutan penyajian di tampilkan bebas sejauh
terlihat
jelas dan informatif.

c) Materi Digital
1. Semua materi Dokumen Pra Rancangan dan Gambar-gambar pada panel
penjurian
dimasukkan kedalam CD.
2. Untuk file Konsep dan Gambar Dokumen Pra Rancangan dalam format file
ppt,
jpg dan dwg.
3. Untuk file materi panel bahan penjurian dalam bentuk format ppt
per-halaman gambar penamaan file adalah menurut inisial nama peserta
– no
lembar. Contoh : AB-01 dst…
4. Menyertakan Formulir Nama Peserta dan Kelompoknya yang telah diisi,
untuk
keperluan identitas pada Sertifikat.

Untuk menjaga kerahasiaan dalam penjurian, peserta harus memasukkan
karyanya
panel penjurian dalam amplop / cover A2, laporan A4, Compact Disk (CD)
dan
Nama Peserta kedalam amplop tertutup. Tidak diperkenankan mencantumkan
identitasnya pada panel gambar tersebut, kecuali 'nomor pendaftaran
peserta'
pada sudut kanan atas dan Judul Sayembara.
Kepada Pemenang I, II dan III akan diminta mencetak seluruh gambar Pra
Rancangannya, untuk kemudian diserahkan kepada Sekretariat IAI DKI
Jakarta
sebelum waktu penyerahan hadiah.

KRITERIA PENILAIAN
Bangunan Dirjen SDA merupakan bangunan baru, peserta mendapat kebebasan
memberikan usulan-usulan baru yang progresif-inovatif, dapat berbeda
sama
sekali dengan Perencanaan Tampak yang telah dirancang oleh PT. Bina
Karya.
Untuk memastikan hasil yang optimal, disamping mengacu pada data dan
informasi yang terdapat dalam materi yang telah diusulkan oleh PT. Bina
Karya, peserta diharapkan dapat memenuhi kriteria-kriteria berikut
dibawah
ini:

1. Arsitektur Gedung Ditjen SDA bukan merupakan tiruan dari bangunan
yang
telah ada, dan dapat merepresentasikan bangunan gedung pemerintah
(Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia) yang elegan, inovatif,
progresif, ringan sekaligus kontemporer dalam semangat kesejamanan yang
tidak mudah usang dimakan jaman.

2. Gedung Ditjen SDA harus dapat mengakomodasi kecenderungan arah
perkembangan arsitektur di Indonesia kedepan, dengan mempertimbangan
aspek
iklim tropis, serta mendukung upaya penggunaan enerji yang efisien.
Gedung
Ditjen SDA juga harus menyesuaikan diri dengan konteks bangunan dan
lingkungan di sekitarnya.

3. Disain Tata Ruang Dalam harus mencerminkan efisiensi penggunaan
ruang,
bersifat terbuka pada bagian layanan publik, berlanggam modern
kontemporer
yang sesuai dengan karakter bangunan pemerintah (tanpa harus menjadi
kaku
dan monoton), dan mampu mewadahi kebutuhan fleksibiltas penerapan
teknologi
informasi dan komunikasi yang terus berkembang dari waktu kewaktu.

4. Unsur atau karakter keindonesiaan yang dipadu dengan semangat modern
kontemporer akan menjadi nilai tambah yang dapat memperkaya kualitas
rancangan arsitektur dan interior Gedung Ditjen SDA.

5. Pemanfaatan lokasi bangunan di sudut jalan menjadi pertimbangan
khusus,
dimana tampilan sisi sudut bangunan dimungkinkan untuk mendapatkan
pengolahan khusus.

6. Disain pengolahan fasade yang mendukung upaya Efisiensi Energi bagi
ruang-ruang didalamnya, sebagai area bekerja.

7. Penyediaan aksesbilitas pencapaian bagi para penyandang cacat baik
di
area dalam dan luar bangunan.

8. Taksiran biaya pembangunannya masih dalam koridor yang wajar, sesuai
dengan statusnya sebagai bangunan pemerintah. Spesifikasi teknisnya
diupayakan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat dan dengan harga
terjangkau.


Toton Suhartanto
Ketua Badan Sayembara dan Penghargaan Karya Arsitektur
Ikatan Arsitek Indonesia – DKI Jakarta


Jumat, Juni 08, 2007

Udeng & Peci

Nggak kerasa udah Jum'at lagi ya... Asiknya hari Jum'at berarti dah mau weekend lagi, berarti juga kerjaan yang numpuk seminggu ini waktunya di print biar boss bisa check pas weekend (hihihi kasian juga ya jadi boss). Pertanda juga agak pulang telat menyelesaikan sisa sisa kerjaan yang sedikit sedikit tapi banyak. Berarti juga hari yang pendek karena kepotong Jum'atan di tengah tengah. Nah ada sedikit cerita tentang Jum'atan di pulau Bali


Sebelum menjejakan kaki di Bali, yang pertama saya googling masjid mana yang terdekat dengan tempat kerja saya di sekitar Ubud, Bali hasil penelusuaran via googling nihil, ternyata memang tidak ada masjid di Ubud. Muslim di bali yang cukup banyak di daerah Singaraja, Bedugul, Kelungkung, yang ini penduduk bali asli. Dan tentunya Denpasar dan seputaran Kuta, dimana orang sudah campur baur bukan sajadari Indonesia tapi dunia.

Wah repot dong kalo Jum'atan padahal Shalat Jum'at wajib. Bahasa kasarnya di Bandung preman & pemabuk aja malu kalo ngga Jum'atan. Sewaktu kerja di Bahrain sebelum ke Bali, saat shalat Jum'at masih banyak orang berkeliaran di jalan. Aneh kan? Itu karena mayoritas penduduk Bahrain muslim syiah, mereka biasa shalat dhuhur biasa 4 rakaat di hari Jum'at dan tentunya di masjid syiah. Seorang rekan yang hendak shalat Jum'at terkejut karena ternyata shalatnya 4 rakaat.

Kembali ke Bali, Masjid terdekat yang saya temukan dari kantor saya posisnya di Gianyar. Kalau bicara dengan lokasi objek wisata, Lokasi kantor saya tidak jauh dari posisi start point SOBEK rafting di sungai ayung dan lokasi masjid terdekat ada diantara Goa Gajah dengan pusat Kota Gianyar, tepatnya di Semabaung Gianyar. Selain disini ada juga Masjid Di Ginyar di lokasi kompleks militer berada. Jadi kalau ada diantara pembaca yang sedang main ke Ubud Bali,masjid terdekat sekitar setengah jam dari Ubud, atau empat puluh lima menitan dengan bermotor 40-60 km/jam dari tempat kerjasaya di Payangan. Walaupun perjalanannnya agak jauh asik juga, karena bisa break lebih lama dan saya masih bisa mengerti khutbah Jum'atnya dibanding sewaktu di Bahrain yang berbahasa Arab & saya tidak(belum) mengerti bahasanya.

Yang unik lagi, saat mau pergi shalat Jum'at peci bisa berubah jadi sakti. Polisi di Bali tidak akan menilang orang yang berpeci saat akan pergi Jum'atan walaupun tak berhelem, asal berpeci, malah kadang asal beselendang sajadah atau asal bersarung. Banyak loh yang bersarung naik motor, kebayang kan.Sekarang bayangkan lagi ada juga yang naik Honda Tiger atau suzuki Thunder dan bersarung. Kebayang kan? Ya kalo ngga di 'singsatin' (apa ya padanan katanya di bahasa Indonesia) sekedar diselepangin ala unyil dan bercelana pendek. Ini juga tidak ditilang, asal ngga terobos lampu merah. Saya pernah melihat polisi menilang seorang Bapak berhelem full face disimpan di jidat, dan saat bersamaan orang berpeci yang hendak shalat Jum'at berlalu begitu saja.

Waktu ditanyakan pada seorang teman yang asli Bali jawabannya lucu juga, ya disini kan banyak agama jadi saling menghargai.(di Jakarta pun banyak agama, tapi berpeci tanpa helem melintas di Jalan Raya kena tilang, hehehe). Jadi begini katanya, kalo dipadankan, saat ada upacara agama Hindu, para pria biasa memakai udeng (sejenis ikat kepala khas Bali) dan wanita bersanggul. Nah ini agak repot katanya kalo harus pakai helm...ooo begitu ternyata nah hal seperti itu diterapkan untuk umat beragama lain juga, termasuk saat mau berangkat shalat Jum'at. Jadi teringat cerita teman si Singapura orang sikh India yang berturban pun bebas dari kewajiban berhelm.

Saya sendiri lebih memilih tetap berhelem dengan alasan keamanan.



Kamis, Juni 07, 2007

Lowongan Interior desainer, project manager & arsitek

Ada dua lowongan di bulan Juni ini buat temen temen yang arsitek atau interior designer..Beritanya dari Ipang yang diriwayatkan kembali olen ndew, beritanya shahih. Satu lagi dari Sari, mantan teman sekantor yang ngga pernah sekantor, kantor barunya di arkdesign kebetulan lagi cari arsitek juga.Yang kedua ini beritanya shahih juga dari ybs. langsung. Jadi jangan ragu buat yang udah bosen diomelin bossnya apply aja. Kesempatan tidak datang sekali,tapi berkali kali tapi mungkin semuanya berlalu begitu saja.




nyang pertamax, lowongan di Procon Indah

---------- Forwarded message ----------
From: irfan riffano
Date: Jun 6, 2007 2:13 AM
Subject: [ar95] Vacancies
To: ar95@yahoogroups.com

Hi all,

Kalau temen2 ada yg berminat berkarier sebagai designer interior atau project manager u/ fitout di Procon Indah, lagi ada lowongan nih ......
boleh daftar ke procon indah langsung ... atau lewat g juga boleh ....
e-mailnya : hrd@procon.co.id
atau ke gua irfan.riffano@procon.co.id
terima kasih ...



nyang keduax...

dear all,
designer architect is needed urgently to fill the position at arkdesign architects jakarta.
please submit your CV and portfolio to
vrjska@yahoo.com
or
arkdesgn@indosat.net.id
good luck :D

sartje


Rabu, Juni 06, 2007

Di bawah pohon kita berkumpul

Baru baca buku tentang Semarang tadi malem. Tentang cerita Pasar Johar, kenapa dinamai Pasar Johar, apakah ada hubungannya dengan juragan pasar jaman dulu bernama Johar,Jauhari,atau Djuhara? nggak ada hubungannya. Jadi Johar nama apa dong?


Johar sebenernya nama pohon, Pohon Johar blum pernah denger? Kalau Pohon Mahoni? atau mahagony? pernah denger kan. Pohon Besar berkulit batang legam kemerahan, yang warna pucuknya saat kemarau hijau translucent ditembus sinar. Buahnya keras lebih besar dari kepalan Tangan, bijinya akan jatuh berputar putar seperti baling baling. Waktu kecil seneng sekali main buah mahoni ini, apalagi kalau dapet yang setengah gepok dengan banyak baling2 yang utuh. Tapi jangan coba coba emut jari kalau habis main dengan si Johar ini, sepet..pait rasanya. Kembali ke Pasar Johar, dulu sebelum dibangunnya Pasar Johar lokasi pasar ini hanya berupa pedagang pedagang yang berkumpul di bawah Pohon Johar. Asyik ya kayaknya membayangkan logat medok semarangan dengan biji mahoni rontok diterpa semilir angin (sebentar lagi Jet Li keluar deh)

Lucu ya, menarik bagaimana sebuah pohon membentuk ruang aktifitas. Satu orang berteduh, satu orang berteduh, dua orang berteduh. Dua orang saling sapa, dua orang saling tanya. Ruang memang tak perlu dinding, pintu atau jendela.

Jadi teringat berbagai pasar lainnya yang dinamai dari nama pohon. Di Bandung Ada Pasar Kiara Condong. Pohon Kiara tuh tajuknya bulat lebat warna daunnya terang. Biasanya kalo di Bandung serinng dipake buat penghijauan di area parkir kantor pemerintahan. Mungkin dulunya di daerah situ ada pohon Kiara yang mulai condong/miring. Ada juga pasar Caringin (waringin, beringin,bayan,gondang) pohon yang jadi lambang GOlongan Karya. Ada juga pasar Kebon Kelapa, yang sampe sekarang tak terlihat satu batangpun pohon Kelapa di sana, kalo penjual es Kelapa muda sih banyak.

Itu baru di Bandung..masih banyak yang lainnya. Sayangnya berbagai tempat bernama pohon pohon ini sudah tak terlihat pohonnya tinggal namanya.

Kalo mendengar nama Kemang, yang terbayang adalah kafe kafe tempat nongkrong. Kemang nama pohon sejenis mangga hutan berdaging buah putih bahkan saat matangpun, dan sedikit berserat (Mangifera caesia) di Bali lebih lazim disebut pohon Wani.

Banyak sekali ya nama tempat yang dinamai dengan nama pohon.Di bawah pohon kita berkumpul. Ada yang mau nambahin lagi..silakan, ditunggu di bawah pohon.



Selasa, Juni 05, 2007

Thomas Karsten kakinya menapak di tanah

Pesawat hari itu dijadwalkan terbang jam dua siang dari bandara cengkareng ke denpasar, Pak Mul hari itu nyupir 2 jam lewat sudah sampai lagi di kantor Bapak di Bidakara. Sambil mengisi waktu ngobrol ngobrol dengan fifi yang lagi sibuk dengan marketing lap kulit pembersih lensanya.

Di sudut ruangan majalah-majalah baru menggoda untuk dibongkar, ada beberapa majalah tempo, gatra, beberapa majalah desain tapi sayangnya ngga ada tabloid Nova, Bintang, dan majalah gosip lainnya. padahal waktu yang nanggung gini lebih enak buat bacatopik yang ngga terlalu serius.

Akhirya saya pilih Tempo, kajiannya biasanya lebih dalam mengupas topik dan ngga se-populis gatra. Setelah bolah balik baca terjebaklah di tulisan tentang Thomas Karsten. Kalau suka arsitektur indis pasti tau Pak Londo yang satu ini. Disana diceritakan Thomas Karsten sebagai Londo yang berbeda dengan para pejabat kolonial lainnya. Gosipnya Pak Londo ini juga termasuk menentang ide kolonialisme, ngga suka dugem bareng sosialita Londo lainnya dan beristrikan orang Indonesia. Thomas Karsten memimpikan suatu saat bisa menjadi orang Indonesia dan mati di Indonesia.


Sialnya impian Thomas Karsten terwujud, mati di Indonesia. Dalam camp tahanan Jepang di Cimahi. Kalau saja orang Jepang tahu aset yang ditawannya saat itu.

Thomas Karsten termasuk pionir urban desain di Indonesia (Hindia Belanda)'cenah' saat itu. Jadi teringat saat mudik lebaran kemarin. Kita sempat dioleh olehi Kalender Bekas bergambar Arsitektur kota Semarang, oleh Om Wawan & Tante Nani yang kebetulan kerja di Balai Arsip Semarang. Wow...andai saja tahu dari beberapa hari sebelumnya kalo Om Wawan kerja di Bale Arsip Semarang, pasti perbincangan selama mudik Lebaran lalu selama di Klaten lebih seru.

Dalam perjalanan sebelum ke Bandung kita sempat mampir ke Semarang, dan sempat dipandu city tour oleh Om Wawan, yang paham betul sejarah Semarang. Om Wawan ini bukan lulusan sekolah arsitektur tapi dari sejarah,walaupun begitu dia bisa menjelaskan dengan baik mana saja peninggaan Karsten.

Hampir semua bangunan menarik yang kami tunjuk saat Semarang City Tour ini peninggalan Karsten. Gila...sebanyak itukah??? Jawaban singkatnya Karsten seorang Urban Desainer, beliau tidak merancang bangunan tapi kawasan. Bisa dimengerti kan kalo daerah kekuasannya begitu luas. Kalau kita ke Semarang bisa dibedakan daerah mana mana saja yang sempat dirancang Karsten dan daerah mana yang terjadi karena kecelakaan pertumbuhan kota yang tidak terkendali. Naik turunnya semarang dari Bukit bukit kecilsampai ke Kota Lama yang terletak di Tepi laut memang terlihat dirancang salah satu buah kerutan jidat Thomas Karsten.

Yang unik dari Thomas Karsten beliau tidak saja membidani Semarang, tapi banyak kota kota Besar di Indonesia yang mulai tumbuh saat itu Bandung, Batavia (Jakarta), Magelang, Malang, Buitenzorg (Bogor), Madiun Cirebon, Meester (Jatinegara), Yogya, Surakarta, dan Purwokerto. Beliau juga bukan seorang pengkhayal ala urban desainer perancang The World, atau Palm Island di Dubai, Uni Emirat Arab. Jauh sekali dari tipe hedonis megalomania. Kakinya menapak di tanah, masih teringat artikel di malajah Tempo saat ia merancang Pasar Johar Semarang. Konon Karsten tidak sibuk di belakang meja, tapi dia turun langsung mengamati pola perilaku orang di pasar itu. Hal yang semestinya dilakukan banyak arsitek sebelum mulai merancang, sebelum mulai memaksakan banyak ide ide baru yang mungkin tidak sesuai dan malah tidak cocok. Salah satu ide jenius Pak Thomas Karsten ini adalah dengan menempatkan bagian daging dan ikan ikan di lantai dua, yang konon dulu banyak diprotes para pedagang. Dari pengamatannya menurut Karsten Lalat tidak bisa terbang tinggi, sampai ke lantai dua. Mengamati lalat, hal yang tidak banyak dilakukan arsitek.

Pasar Johar juga menjadi pasar tradisional dengan pencahayaan alami yang baik di tangannya. Pasar Johar (1933) dengan struktur kolom cendawan yang Oleh Frank Lloyd Wright pada karyanya Johnson Waz Building (1936), perhatikan taunnya. Di bagian Drop of untuk kuli kuli barang tidak luput dari pengamatan Karsten. Karsten membuat peninggian lanta yang membuat para Kuli angkut mudah untuk mengangkut barang ke pundak. Kaki Thomas Karsten memang menapak di tanah.

"Pergi sekarang?" Tiba tiba Pak Mul nanya?
"O iya Boleh, daripada ketinggalan Pesawat." Majalah Tempo itupun kubalik & diletakan di rak IKEA tempatnya semula, sial...majalah Baru nih ngga enak kalo dibawa...

Di Bandara menyempatkan diri melihat lihat counter malajah...Wah sayang yang ada hanya Gatra, dan tabloid gosip.

Sampe akhirnya hari ini dikejutkan e-mail tentang petisi menolak pembongkaran Pasar Johar Semarang. Shit....!!! mau dihancurkan....? bodoh apa goblok...semoga cuman lelucon...sayangnya bukan lelucon, semoga kelak hanya jadi lelucon basi. Bukan komedi satire yang sudah terlalu banyak di negeri ini.
-simpri

baca juga

Pasar Johar, bangunan tropis yang terancam, di arsitekturindis.com
Kiprah Herman Thomas Karsten di Indonesia, di aritekturindis.com
Pasar Johar Dipertahankan Jadi Pasar Tradisional , di KOMPAS
Pembongkaran Johar Tak Sejalan SPA,di Suara Merdeka
Pedagang Tegaskan Penolakan , di Suara Merdeka
Bangunan Utama Pasar Tetap, di radar semarang
Lihat foto pasar Johar disini



Minggu, Juni 03, 2007

semerbak aroma pelembut

Saya bukan termasuk orang yang senang memakai wewangian, kecuali untuk urusan tertentu. Sehari hari pake deodorant bermerek ".." gak usah disebut lah..ngga dibayar kok untuk ini. Tapi walaupun ngga gemar wewangian saya termasuk pembenci bebauan, bau emapt ekor anjing golden retriver di kantor yang sering mondar mandir di belakang kursi cukup menganggu, apalagi yang betina. Entah kenapa cewek (baca:anjing cewek) sepertinya lebih bermasalah dengan bau badan daripada anjing cowok (maaf kalo ada yang tersinggung).

Nah beberapa bulan lalu sewaktu dikunjungi Bapak mertua saya dapet oleh oleh parfum bermerek BOSS. Wah senangnya...


Parfum yang dulu aja relatif utuh karena jarang banget saya pake, hitung hitung selama di merantau Bali baru tiga kali ada undangan kawinan temen. Itupun sebelum parfum boss ini dateng.

Sebuah insiden kecil terjadi. Botolnya Jatuh & pecah...Yang agak bikin kesel parfum ini pemberian mertua (kayaknya kalo beli sendiri bakal lebih kesel), belum sempet dipake pula,dan yang bikin kesel lagi bukan aku yang menjatuhkannya (ini seperti tragedi masa kecil mainanku yang rusak oleh sepupu atau temen-temen, saya termasuk orang yang posesif dengan mainan). Tersangkanya sudahlah tidak usah disebut disini (apalagi pake aktif hyperlink segala hehehe). yang sedikit melegakan, isinya belum tumpah kemana mana, botol ini hanya pecah terpancung.

Nah panik dengan bau mencolok yang semerbak kemana-mana, saya pun cari botol kosong. Sialnya ngga ada!!! Lalu pertolongan pertamanya botol pecah yang isinya belum tumpah keluar itupun ditutup sementara dengan plastik sayur 'cling & wrap", Setelah di'bulen' & bisa berpikir tenang cari cari botol lagi.

Di depan mata tampak dua botol innocent mengalihkan pandangan seolah berkata, jangan jangan saya!!! Ya kamu aja! Ada dua botol pelembut setrikaan bermerek trika. Botol yang bersisi setengah saya buka lalu saya tuangkan botol yang berisi seperempat ke botol trika, jadilah botol trika berisi tiga perempat full (seperti soal cerita yah).

Ternyata botol parfum dibuat dari kaca selain supaya berkesan mahal, tidak terjadi reaksi kimia, enak didisplay, juga ternyata isinya tidak sesuai dengan bentuk tempatnya. Ternyata botol persegi ini tebal di kaca dan berisi tidak terlalu banyak.
Hanya kurang dari seperempat botol trika.

Untuk menghindari kesalahan penggunaan parfumm boss ber'casing' trika ini saya simpen di belakang baju bajuan. Aman..lagipula kuah di botol trika ini berwarna biru tua, berbeda dengan trika yang bening.

Selama berbulan bulan botol inipun aman terlindung

Minggu sore tadi waktu lagi cari cari kaos sehabis mandi, Setelah ambil kaos di keranjang baju yang habis dijemur. Males nyetrika...Lagipula cuman kaos. Sejak bu Wahyu freelancer setrikaan yang biasa dateng seminggu pulang ke Jawa, setrikaan memang jadi banyak menumpuk.

Metode buruk yang tidak untuk ditiru untuk merapikan kaos yang kusut adalah dengan menyemprot pelembut pakaian ke kaos yang mau dipakai, sampai agak sedikit lembab, dan biarkan panas tubuh anda menjadi setrikaannya,langsung pake aja gitu lama lama juga rapih . Tidak bisa dipakai untuk kemeja sih, terlalu keliatan, tapi untu kaos gampang dan cepat.

"Tumben mo ke toko buku pake parfum." Kebetulan siang ini kita berencana ke Gramedia Di Jalan Gatot Subroto Barat, Nikita Plaza, setelah dua hari sebelumnya ke Gramedia Kuta Galeria yang ternyata tutup. Lebih menguntungkan buat kami, Gramedia Gatsu ini hanya 20 menit dari rumah kontrakan.

"Bukan parfum ini tadi nyetrika pake trika..pake cara cepat." (adik adik jangan meniru cara ini ya dirumah, setrikalah dengan benar jangan cuma disemprot semprot trus alngsung dipake). Ternyata trika selain melembutkan pakaian juga membuat pakaian jadi wangi, ada berbagai pilihan wanginya lagi. Saya pun berlengang ke luar rumah, belum sempat buka kunci mobil penasaran..balik lagi ke kamar buka lemari.

Ya ampuuun, yang ini biru tua. Kok tempatnya bisa berpindah kedepan ya, padahal kan kemaren dah disembunyiin dibelakang.....
Sejak disemprot tadi siang sampai tulisan ini diupload, baunya belum hilang juga. Untuk orang yang jarang banget pake parfum bikin pusing (banget) apalagi dosis yang dipake dosis pelembut baju..aarghgh