Sabtu, Juni 09, 2007

Kenapa arsitek ditakuti?

Lagi liat liat report dari site meter ternyata banyak sekali yang tersesat cari rumah sederhana karena kalimat di bawah judul blog ini, padahal saya sendiri belum pernah membahas hal ini di sini. Jadi teringat kejadian lucu waktu KP (kerja praktek dulu)

"Pak, rumahnya sudah jadi...saya musti bayar berapa?"



Sekira lima tahun lalu di sebuah studio arsitektur dan interior di daerah Kebun Jeruk Jakarta saat masih kerja praktek. Saat sedang sibuk di depan komputer dengan tumpukan garis garis Autocad, HP Pak Lutvi berdering, nomornya tidak dikenali. Jidat pak Lutvi pun agak berkerut saat itu, ternyata dari teman lama di kampung halamannya di Kota semarang.

Sesudah pembicaraan selesai Pak Lutvi sepertinya ingin segera meng'share' isi
pembicaraannya.
"Ini lucu loh m'pri, telpon dari temen saya di Kampung di Semarang."
"Waktu lebaran kemarin kan saya pulang ke Semarang,nah banyak ketemu temen lama, salah satunya temen saya yang baru telpon ini. Waktu itu saya maen ke rumahnya & ngobrol ngalor ngidul. Salah satu isi obrolannya waktu dia mau renovasi rumahnya rumah sederhana yang murah tapi enak gitu loh. Yah langsung aja saya corat coret ini bisa begini bisa begitu...bisa bagus kalau begini. Nah ternyata rumahnya itu udah jadi, dia telpon tadi, saya musti bayar berapa katanya?"
"Beberapabulan lalu,pernah kantor kita ini submit proposal desain dan mereka bilang desain kita ngga dipake, tau tau setelah jadi mereka ternyata pakai desain kita. Ini dua kejadian yang betolak belakang.

Pertanyaan yang sama pernah diajukan seorang wanita TKI "senior" dalam perjalanan pesawat Jakarta-Bangkok-Abu Dhabi. "Mas ini kan arsitek ya? Kalo bikin rumah biasanya dibayar berapa mas?" Saya tahun kemarin bayar arsitek di kampung habis seratus jutaan. Si mbak ini spertinya menganggap semua arsitek ya otomatis membangun juga. Si Mbak (yang lupa saya tanya namanya) ini sudah sering jadi TKI, hampir semua negara di Timur Tengah pernah disinggahinya. Suaminya juga TKI di Korea. Katanya rumahnya itu buat mereka berdua kalo udah tua nanti.

(lompat lagi ke Pa Lutvi)
"Ya saya bilang, lha wong saya ngga ngapa ngapain kok." Dia tetep 'ndesek' saya mbok ya jangan gitu..ini rumahnya udah jadi loh Pa Lutvi, bagus loh...Saya cuman bilang ngga usah...nanti lebaran depan saya liat.

Dalam desain arsitektur yang komplit prosesnya cukup panjang. Ada tahapan konsep, skematik, design development, construction drawing. Nah yang Pak lutvi lakukan tadi ada di tahap konsep, kalaupun nyebrang jauh dikit di skematik. Bahasanya Pa Lutvi tadi "Kok pake nanya fee arsiteknya segala la wong saya ngga ngapa-ngapain cuman ngobrol gitu aja kok. "

Proses desain yang panjang ini yang seringkali banyak tidak dipahami banyak orang terutama yang mau renovasi rumah, atau yang mau cari gambar rumah sederhana jadi,salah siapa? Salah arsitek...kok ngga cerita-cerita. Ini juga yang membuat orang jadi malas berkonsultasi pada arsitek (saya tidak mengunakan kata menggunakan jasa arsitek loh) "Lha wong cuman ngobrol aja kok takut" meminjam istilah Pak Lutvi.

Jadi berkonsultasi pada arsitek tidak identik dengan harus membayar arsitek kan? Saat melihat lihat anggrek di toko Bunga, saya berhadapan dengan penjual yang sangat fasih. Saya banyak tanya tentang cara merawat anggrek ini angrek itu, setelah panjang lebar menjelaskan apakah saya harus membeli anggrek? Jawabannya tidak. Penjualnya juga cukup senang menjelaskan panjang lebar, dan saya pun jadinya tertarik untuk tau lebih banyak lagi.

Jadi jangan takut untuk bertanya pada arsitek, Anda tidak harus mengeluarkan uang sepeser pun untuk bertanya. Atau kalaupun takut,sekedar mengkonfirmasi ide & gagasan kalau sekiranya nanti ide kita dalam merenovasi rumah sederhana ini ternyata malah bermasalah, apek karena sirkulasi udara yang tidak mengalir, gelap , bocor karena talang yang terlalu panjang di sisi bangunan berbatasan dengan tetangga.Minimal buka buka buku desain rumah majalah atau apapun untuk menambah vocabulary,oh bisa begini bisa begitu. Tapi perlu diingat juga, yang kita lihat di buku atau malah belum tentu bisa diterapkan di rumah kita, jumlah anggota keluarganya beda, hobinya beda.










6 komentar:

imgar mengatakan...

arsitek sering identik dengan kemewahan dan harga mahal.

ttg kejadian desain yang katanya gak kepake tapi kemudian ternyata dibangun (dg beberapa perubahan kecil) saya pernah mengalami juga.. :(

ikeow mengatakan...

saya juga arsitek yang suka ditanya-tanya...silakan tanya ke ikeow@yahoo.com :). tanya doang kan, ga pake gambar lengkap hehehehe

prabhamwulung mengatakan...

saya beda dengan mbak ikeow ini... saya pernah ditanya "situ arsitek? kok ga ada potongan jadi arsitek? bukannya arsitek kaya? lho kok sampeyan potongannya mirip salesman parfum keliling?"
wis, aku tinggal... dia mau nanya apa ngenyek sih?
btw pri, aku udah ambil foto becak makasar.. ada di vintage-travel.blogspot.com

Anonim mengatakan...

www.arsitek.us
www.kontraktor.org
www.funzuu.com

Menurut saya arsitek adalah maha karya yang harus dihargai.
Namun menurut pengalaman saya, sebagai arsitek harus tetap bisa belerja sama dengan team yang lain dari struktur M/E dan juga yang lain.Karena kendala dilapangan sering bertabrakan.Suatu bangunan harus ada koordinasi sampai mencapai tahap as build drawing.
Di lapangan adalah saat saat yang menyenangkan ketika dari beberapa departemen saing Brain Sorming...heheheh

www.arsitek.us
www.kontraktor.org
www.funzuu.com

stevenmoshe mengatakan...

arsitek

kontraktor

Friendsternya EksMud Indonesia

Menurut saya arsitek adalah maha karya yang harus dihargai.
Namun menurut pengalaman saya, sebagai arsitek harus tetap bisa belerja sama dengan team yang lain dari struktur M/E dan juga yang lain.Karena kendala dilapangan sering bertabrakan.Suatu bangunan harus ada koordinasi sampai mencapai tahap as build drawing.
Di lapangan adalah saat saat yang menyenangkan ketika dari beberapa departemen saing Brain Sorming...heheheh

priyatnadp mengatakan...

Hai stevenmoshe, Lagi bagi bagi kartu nama yah?:D atau sekedar masang 'spam'flet...