ST itu kepanjangan apa aja sih...
Melihat kartu nama seseorang jadi inget sesuatu (ST=SesuaTu)
Dulu sih gelarnya Ir, sekarang ST, Sarjana Teknik, jadi malu ah pakenya..
Gedebage ST Hall. Santa Hall? saya belum pernah denger... Cuman karena space yang terbatas di tulisan di angkot warna ijo pucuk pisang itu hanya cukup buat ST, Stasion Hall.
Di festival layang layang di Bali banyak spanduk ST. Kesiman, ST Beraban, sekolah tinggikan? Ini peserta dari sekolah ya dek? Ngga mas, dari banjar ini, ternyata Seka Taruna (kalo di jawa Karang Taruna, masih ada ngga nya/)
Tulisannya gede banget di jalan dago. ST INTEN, sekolah tinggi yang pasti..
ST Angela, tempat les bahasa inggris jaman smp di Bandung. Santa yang pasti bukan stasiun.
1st...halah ini mah ngga ada kepanjangannya..
PsST...halah ribut..
apa lagi yah...
Senin, Desember 18, 2006
ST
Diposting oleh priyatnadp di 12:39 PM 0 komentar
Rabu, November 15, 2006
Surat buat Pak Meilono
Assalamulaikum Pak Meilono
Senang sekali saya bisa kirim ini ke Bapak.
Tadi pagi sebelum kerja saya liat Bapak di liputan 6. Terimaksih untuk berbagi dan mengingatkan saya, banyak nikmat yang baru saya sadari setelah bertemu bapak (di tv), dan pasti lebih banyak lagi nikmat yang akan saya sadari kalau bertemu orang orang seperti bapak, yang mungkin lebih parah dari bapak.
Saya kagum sama bapak & Ibu, tetap semangat. Masih banyak yang bisa dilakukan, masih banyak yang bisa dibagi.
Saya baru tahu ALS ini dari tayangan pagi di liputan 6 sebelumnya ALS yang saya tahu Angkutan Lintas Sumatra, yang pool busnya suka saya lewati waktu SD kalo mau berangkat sekolah, tulisannya besar sekali loh pak (saya tahu bapak masih bisa senyum) :blush:
saya link webpage ini ke blog saya semoga bisa menimbulkan inspirasi buat banyak orang
wasalam
priyatna
Diposting oleh priyatnadp di 9:43 AM 0 komentar
Jumat, November 10, 2006
sudah merdeka?
sudah merdeka?
yakin?
sungguh?
for sure haa? bahasa bossku singlish campur campur..
semangatnya masih terekam
pekik lantang mencekram laras
tapi tak bergerak..
monumen yang semestinya ruang publik pun belum merdeka, terkunci
rapat dibalik terali
takut kotor?
neneku tak takut kotor
kakeku tak takut berdarah
sudah merdeka?
terimakasih kakek
terimakasih nenek
kerja belum selesai
kata kakek..
...merdeka bukan kata benda
merdeka kata seru, bahkan tanpa tanda seru tetap seru
merdeka (dibaca datar)
10 november 2006
kuuplot juga di yang kulihat
Diposting oleh priyatnadp di 9:08 AM 0 komentar
Label: photoblog
Kamis, November 09, 2006
Menteri menteri main iklan
Menteri menteri masuk tv? Apanya yang aneh? Biasa kan?
Siti Fadilah Supari, Bu menteri kesehatan yang mukanya mengingatkan saya pada tokoh mpok Minah di bajaj Bajuri tampil pada iklan layanan masyarakat Flu Burung.
Ada yang aneh?
Anton Apriantono menteri pertanian tampil juga dalam iklan layanan masyarakat masih flu burung juga.
Ada yang aneh?
Dua duanya hanya tampil sebagai speaker disana. Ngga ada adegan Pak Anton membersihkan kandang burungnya (mungkin akan lebih menarik). Atau Bu Supari yang menyiapkan sarapan untuk 3 anaknya supaya ayam tetap aman dikonsumsi.
Anton Apriantono pak menteri yang juga dosen IPB dengan jurus ala a’a Gym dengan singkatan singkatan huruf depan. Saya sendiri kurang bisa mengingat singkatannya apa aja, dan uraiannya apa aja. Maaf pak Bapak kurang remarkable di otak saya. Sekedar saran buat bapak jangan pakai awalan atau imbuhan buat singkatan, jangan singkat M untuk membakar misalnya, mendingan gunakan kata bakarlah!dan disingkat B, atau bak..sekalian. Cara menghapal huruf imbuhan sama sekali tidak efektif, setidaknya saat mengahapal poin-poin di pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan saat SMA, lebih baik gunakan kata dasarnya.
Baru baru ini Om Hatta Rajasa yang gaya rambutnya mulai mirip om Adnan Buyung Nasution tampil juga dalam iklan layanan masyarakat Kereta Api.
Jangan memaksakan diri naik ke kereta yang sedang melaju (…cape gila..)
"Jangan naik ke atap kereta Karena bisa membahayakan diri anda dan orang lain.." (saya suka pilihan kata orang lain disini, orang bisanya tidak terlalu terganggu bila disebut merugikan diri sendiri, dan sedikit terganggu bila disebut merugikan orang lain.)..
"Pemerintah sedang membangun jalur ganda dan gerbong-gerbong tambahan.."
Wah masih bisa saya ingat ternyata…
Mungkin karena om Hatta ini berbicara cukup padat, + ilustrasi gambar bergerak di layer.
Sayangnya…
Iklan ini baru muncul setelah banyaknya jatuh korban dari penumpang KA, yang naik atap yang memang tidak tertampung lagi didalam.
Terlambat?
Tidak ada kata terlambat, Om Hatta Rajasa pasti setuju.
Mungkin lebih menarik kalau ilustrasi saat orang mengejar KA, atau memanjat atap diperankan sendiri oleh om Hatta Rajasa, tentunya sebagai aktor dadakan akan memahami kenapa saya perlu mengejar kereta yang sedang bergerak kenapa saya perlu memanjat atap kereta daripada sekedar berkata itu akibat tidak mengikuti aturan.
Bang Yos, yang saya sendiri lebih sreg menyebutnya Mas Yos. Muncul saat bulan ramadhan dalam sosialisasi basi bus way. Hebatnya mas Yos, masih sempat minta maaf soal kemacetan Jakarta dalam pembuatan jalur bus way.
Terlambat?
Tidak ada kata terlambat kan buat meminta maaf, Mas Yos pasti setuju.
Masih merasa tidak ada yang aneh? Wajar?
Saya coba inget inget kapan daya ingat saya mulai bekerja. Seenggaknya umur 3 tahun. Waktu itu Papa lagi ada proyek di Bengkulu bikin dermaga laut Pulau Bay. Yang saya inget juga di mess karyawan Propelat waktu itu nonton iklan layanan masyarakat dengan TV berwarna, TV rumah dulu masih item putih. Isinya tentang demam berdarah, anak perempuan yang digigit nyamuk yang digambarkan dengan karakter nyamuk kartun garis garis hitamputih, tiba tiba jadi demam, trus timbul bintik-bintik merah di tangannya. Lalu ambulan datang dengan sirine meraung raung. Iklan layanan masyarakat tentang bagaimana penanggulangan gejala demam berdarah, dan bagaimana pencegahannya. Iklan sederhana yang cukup membuat ngeri anak 3 tahun waktu itu, ada batuk darahnya segala, ngga mau kaya gitu, ngga mau digigit nyamuk, dan yang saya ingat ngga ada sosok menteri kesehatan disitu.
Di bukunya Rosihan Anwar pejabat Negara bisa dibagi 2 dari sisi kemampuan berakting (baca publik speaking) Sukarno presiden RI ke satukatanya termasuk yang jago, walaupun kalau ditulis ulang skriptnya banyak sekali pengulangan, kata dan kalimat kalimat yang tidak terlalu perlu, ya namanya juga kalimat retoris. Sesudah ini agak jarang tokoh Negara yang jago berakting satunya lagi yang plain-plain aja, lalu kenapa bapak dan ibu menteri ini memaksakan diri jadi aktor yah. Kasian para aktor dong, sementara untuk main sinetron udah pun sudah ditake artis-artis muda pendatang baru yang wajahnya bisa muncul di 2-3 sinteron sekali tayang.
Dalam bahasa desain apapun bidangnya, selalu ada konsep, ide, penggodokan ide, exercise, eksekusi lalu presentasi. Dari conto menkes, mentan, dan mentri transportasi semuanya mentok di tahap konsep lalu dipresentasikan tentunya dengan tokoh utama si menteri tadi.
Iklan layanan masyarakat yang agak lumayan akhir akhir ini menurut saya yang sisnistik subyektif ini misalnya iklan tenang uang dari Bank Indoenseia, 3D..waduh saya lupa di.., di..di.. , diremek2, distaples, dibasahin, atau apa ya (jangan pake awalan dideh jadinya I apain aja bisa kan enakan kalo singakatan2 yang dibuat pejabat berawalan dari kata dasarnya aja bukuna berupa imbuhan awalan gini) jadinya kurang remarkable juga. Yang agak mendingan ada public figure (bukan menteri) Artika Sari Devi, ada theme song (dangdut) yang notabene dekat dengan masyarakat.
Lumayan, kan menterinya atau gubernur BInya ngga keluar.
Ada juga 17-22nya dengan Lidya Kandow & Rieke Diah Pitaloka yang walaupun naskahnya sederhana sekali dan masih menggunakan jurus ibu-ibu pengguanaan kata 17-22 bisa saya ingat dengan baik. Walaupun Edy Widiyono dirut PLN sempet beriklan juga soal kenaikan tarif listrik.
Menggunakan public figure bisa jadi masalah juga, masih inget fans A’a Gym yang tidak setuju aa terlibat dalam iklan layanan masyarakat kenaikan BBM, atau Mat Solar Bajuri yang diprotes gara gara tampilannya diiklan kenaikan BBM padahal tokoh ini dianggap sangat representaif untuk mewakili orang kecil (tapi berbadan besar) di jakarta.
Kalau iklan komersial bisa kreatif, iklan layanan masyarakat mustinya bisa dibuat kretif juga, kalau perlu disayembarakan seperti iklan sosialisasi pemilu dulu. Tentunya tanpa harus repot-repot memaksa Bapak atau mentri ikutan syuting. Tapi mas…ngga dipaksa tuh Ibu menteri sendiri yang mau kok…
Jacky Chan membintangi iklan layanan masyarakat memerangi flu burung, mungkin akan lebih menarik kalo JAcky ikutan juga membintangi iklan layanan masyarakat versi Hatta Rajasa.
Sebenernya bisa ada kerjasama menaraik antara pemerintah dan tv swasta soal penanyangan iklan layanan masyarakat, kalau perlu melibatkan swasta juga, bisa berupa pengurangan pajak dari tv swasta pemasang iklan layanan masayarakat atau suporter dari produk pendukung layanan masyarakat. Kalau PPN untuk iklan tayang di tv dikurangi 5% saja dari 10% banyak program program yang bisa masuk & sampai ke penonton tv. Musti dipantau juga eksekusinya untuk menghindari iklan layanan terselubung. Kalau mekanismenya sudah jelas begini Mas Yos tentunya tak perlu repot repot minta jatah iklan untuk sosialisasi FLU Burung di Jakarta dan tentunya tak perlu repot repot ikutan syuting.
Diposting oleh priyatnadp di 12:34 PM 3 komentar
Label: simprisempre
Selasa, November 07, 2006
why
Why? Kenapa?
Sebuah Buku lucu karya Lila Prap
Dapet versi sadurannya, soft cover seharga 15 ribu. Aslinya sepertinya dijilid dengan lebih baik dengan harga lebih mahal tentunya. Seperti biasa kalau mau mudik biasanya repot cari oleh-oleh buat dibawa ke Bandung buat Salma & Kahfi ponakanku.
Sampulnya sederhana sekali & lucu gambar zebra dengan tulisan besar why? Bikin saya penasaran buat buka isinya. Ilustrasinyabagus bagus, sepertinya dengan pastel diatas kertas bertekstur, gaya naïf yang digarap dengan serius. Saya ngga keberatan kalau ilustrasi buku ini terpampang sebagai dekorasi di rmah karena memang bagus. Ngga standar.
Isi buku ini sederhana sekali, sebuah ilustrasi hewan sebuah pertanyaan, dan beberapa jawaban berbeda. Kenapa zebra belang belang?
-zebra kabur dari penjara
-zebra bingung memeilih mau hitam atau putih
-Karena zebra memakai piyama
Ditambah satu jawaban ilmiah zebra berwarna hitam putih untuk mengelabui lawanya.
Jawaban yang mana yang benar? Tidak ada jawaban yang salah disini, bahkan mungkin seorang bocah bisa memberikan jawaban unpredictable yang lebih lucu dari buku ini. Buku ini agak berbeda dari buku anak anak kebanyakan yang kadang terlalalu tekstual…hijau daun terjadi karena daun mengandung klorofil, jawaban yang terlalu berat buat bocah. Jawaban-jawaban sederhana yang ‘terserah yang asal’ memicu kreatifitas, melatih berpendapat, dan berbeda.
Doyan browsing?googling? doyan baca wikipedia? Sip, jangan terlalu srius…jangan lupa untuk olah sisi kreatif otak kita, Lila prap hanya memberikan satu jawaban serius, dan 4 jawaban santai untuk sebuah ilustrasinya.
Diposting oleh priyatnadp di 10:39 AM 2 komentar
Label: simprisempre
Kamis, November 02, 2006
1367 km
Rute mudik lebaran kemarin
Denpasar-Jakarta-Bandung-Klaten-Cepu-Blora-Semarang-Bandung-Jakarta-Bandung-Jakarta-Denpasar, phew...
denpasar-jakarta, jakarta denpasar dengan Air Asia
bandung-Jateng-Bandung dengan mobil
foto diatas diambil saat baru saja sampai di Bandung dari mudik Jateng,
ini foto saat masih di Bandung
untuk sebagian perjalanan darat yang sempat terekam saja 1367 km, ini belum seberapa jauh dibanding jarak tempuh jutaan penduduk indonesia yang mudik berkendaraan lainnya.
Diposting oleh priyatnadp di 12:55 PM 0 komentar
Label: photoblog
Selasa, Oktober 10, 2006
Khilafiyah Ramadhan 1427 H
[bagian kedua]
Melanjutkan posting sebelumnya kenapa awal dan akhir ramadhan seringkali berbeda? Khilafiyah? Ini ada artikel artikel menarik yang saya coba kumpulkan karena penasaran dengan pertanyaan seorang teman yang justru bukan seorang muslim Terimaksih Pak Ketut, Saya jadi semangat nyari jawaban yang lebih valid. Ini hasil istirahat makan siang di depan komputer. Walaupun sekedar googling, narasumber2 di link2 ini bisa dipercaya dan valid mengingat background keilmuan masing-masing di bidang astronomi.
Artikel Pak Mutoha JAC, Jogya Astronomi Club singkat padat lugas, up to date
http://mutoha.blogspot.com/2006/09/hilal-ramadhan.html
disini dibahas kriteria penentuan awal bulan versi, dilengkapi dengan alasan dan dalilnya.
1. Rukyatul Hilal (bil Fi'li), yang digunakan NU terutama ulama tradisonal. Sekedar tambahan di padang sebagian warga NU memulai Shaum pada hari senin, setelah melihat hilal secara nyata.
2. Hisab Wujudul Hilal , yang digunakan Muhamadiyah sejak 1969 dan Persis. Dasar pemikirannya sulit untuk melihat hilal secara langsung.
3. Imkanur Rukyat MABIMS, versi pemerintah Indonesia antara Negara Negara ASEAN.
Ketika matahari terbenam, ketinggian bulan di atas horison tidak kurang daripada 2° dan jarak lengkung bulan-matahari (sudut elongasi) tidak kurang daripada 3°. Atau Ketika bulan terbenam, umur bulan tidak kurang daripada 8 jam selepas ijtimak/konjungsi berlaku. Kriteria yang diharapkan sebagai pemersatu terhadap perbedaan kriteria yang ada nampaknya belum memenuhi harapan sebab beberapa ormas memang menerima, namun ormas yang lain menolak dengan alasan prinsip.
4. Rukyat Global ( Matla al Badar ). . Penganut kriteria ini berdasarkan pada hadist yang menyatakan, jika satu penduduk negeri melihat bulan, hendaklah mereka semua berpuasa meski yang lain mungkin belum melihatnya.
Artikel oleh Hendro Setyanto, Observatorium Bosscha-FMIPA ITB, Biro Pengembangan dan Penelitian Lajnah Falak NU, di harian kompas, pada rubrik fenomena alam, Hisab-Rukyat sebagai Media Pendidikan Sains Publik
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0609/22/sorotan/2967703.htm
dari tulisannya sebagai Nahdiyin Muda yang intelektual terlihat warga NU tidak lagi mutlak hanya mengacu pada hilal bil Fi’li maupun imkanur rukyat. (pada tulisan Pak Mutoha).
Dari dua artikel diatas kalau dibaca seksama tidak ada pertentangan metode hisab & rukyat apalagi dengan metode yang modern dan memungkinkan untuk dibuat system penanggalan hijriyah yang sama/global setidaknya untuk satu daerah waktu. Untuk mencerna dengan pikiran jernih identitas golongan, berbagai alasan politis, perlu dinomorduakan. Karena kebersamaan dalam penanggalan hijriah dirindukan semua golongan.
Memungkinkankah harapan itu?
Kapan?
Kalau masih penasaran dengan metode yang lebih scientific dengan metode astronomi modern, ditambah koresponden/pengamat dari berbagai Negara, ini websitenya
http://www.icoproject.org
tentang hilal ramadhan di website icoproject. Di site ini kita bisa melihatdi mana bulan baru dengan mata telanjang, dengan alat bantu, dan di tempat mana bulan baru tidak dapat dilihat sama sekali. Untuk simulasi digunakan software Accurate Times, karya oleh Mohammad Odeh.
Selain berdasar simulasi, diperkuat juga dengan pengamatan dari berbagai titik di dunia oleh anggota icoproject.
Melihat beberapa hari kebelakang perbedaan 1 Ramadhan 1427 H
http://www.icoproject.org/icop/ram27.htm
Mengapa arab Saudi memulai puasa hari sabtu 23 September 2006?
Disini ada yang menarik, diwebsite ini diketahui Arab Saudi yang menentukan awal puasa berdasarkan kesaksian dari 4 orang saksi mata. Keputusan Saudi banyak mengejutkan ahli astronomi termasuk di Saudi sendiri,mengingat menurut perhitungan astronomi modern mustahil terlihat bulan baru dengan alat bantu sekalipun apalagi dengan dengan mata telanjang. Dan baru terlihat Jika menggunakan alat Bantu di sekitar kepulauan pasifik .
Seoang member icoproject yang melakukan pengamatan hilal pada Jum’at mengatakan:
"I just wanted to say: Happy Ramadhan for you and your families, asking Allah to help us and accept our good works. Please be sure that none of the six comities has seen the crescent on Friday, they started the month according to other people. Thanks to ALLAH they did not start it Friday."
Coba lihat juga data peneropongan bulan di jerman(arsip September) http://www.gothard.hu/astronomy/almanach/moon-phases/html/moon-phases-2006-09.html
Menurut Pak Mutoha dalam catatanya di
http://mutoha.blogspot.com/2006/09/hilal-ramadhan.html keputusan Saudi ini tidak lepas dari bahwa jauh jauh hari sebelumnya Arab Saudi dalam kalender Ummul Quro telah menentukan awal Ramadhan pada Sabtu, 23 September 2006.
Alasan Politis ??? ( 3 tanda tanya, tanya kenapa?)
Keputusan Saudi diikuti oleh keputusan pemerinah UAE, Qatar, Bahrain, Yemen, Palestine, Sudan, Denmark, Austria, Swizterland.
Penasaran kapan 1 Syawal 1427 H terjadi, bisa diliat di awal diwebsite ico project
http://www.icoproject.org/icop/shw27.html
website lain tentang pengamatan bulan, seperti pada ICOproject. Bedanya ini menggunakan software moon calc 6 karya Dr. Manzour Ahmed. Sepintas tidak jauh berbeda dengan Accurate Times karta Mommad Odeh. Data data di website ini pun dilengkapi dengan narasumber pengamatan lapangan dari berbagai titik di dunia.
http://moonsighting.com/
moonsighting syawal
http://moonsighting.com/1427shw.html
moonsighting ramadhan
http://moonsighting.com/1427rmd.html
Berbagai fase bulan, dari penoropong bulan di Jerman
http://www.gothard.hu/astronomy/almanach/moon-phases/html/moon-phases-2006-09.html
http://www.gothard.hu/astronomy/almanach/moon-phases/html/moon-phases-2006-10.html
Sangat menarik kita bisa liat versi realtimenya diupdate terus, sayang bahasa jerman, kalau yang ngga ngerti buka pake web translator wordlingo.com (free) atau google juga bisa.
Silahkan pilih,..ikut yang mana? Saya ikut yang mana? Sudah sebrek fakta dan data diatasa kok masih bingung.
Bersambung….
Semoga bermanfaat.
m’pri
Diposting oleh priyatnadp di 1:51 AM 0 komentar
Minggu, Oktober 08, 2006
Khilafiyah Ramadhan
[Bagian satu]:
Pak Ketut teman kantorku nanya, Kapan lebaran Pri? Aku jawab 1 syawal,.. apa tuh? 1 syawal itu ya waktunya lebaran hehehe, tepatnya kapan tuh? Wah belum liat tanggal persisnya. Sambil kerja diskusi pun berlanjut. Di kantor ini jauh di pelosok desa Ubud, hanya 2 yang muslim, lainnya Hindu,Kristen, dan terserah.
....
Kenapa yak suka beda beda gitu? Tanya Pak Ketut Selanjutnya. Dengan pengetahuan seadanya saya coba jelaskan. Di sini, Bali, orang sangat terbiasa melihat tanda tanda alam saat purnama,a atu saat bulan mati, pada waktu tertentu penuh ada upacara bulan purnama. Jadi gini pak Ketut, kalo bulan baru menurut perhitungan Islam, bulan baru itu dihitung sesaat setelah bulan mati, bulan baru yang tipis sekali yang baru muncul. Rumah saya kan menghadap ke Timur Pak Ketut, nah Kalau waktu bulan penuh purnama gitu. Kan gampang tuh dilihatnya posisinya ada di Timur. Kalau Bulan baru posisinya kebetulan lagi ada di Barat, saat matahari tenggelam gitu susah sekali melihatnya karena deket banget dengan matahari terbenam.
Nah itu satu, ada juga yang berpedoman pada perhitungan kalender. Jadi kalkulasinya berdasarkan perhitungan saja, kalau bulan belum kelihatan. Pak Ketut pun menganguk-angguk, Iya ya susah juga liat bulan baru kalau purnama sih gampang.
Seberapa penting kah awal dan akhir ramadhan disamakan?
Bisa dijawab dengan jawaban versi 1, dalam islam ada Ijtihad dengan berijtihad kesimpulan yang salah mendapat nilai 1, yang benar dapat 2. Tidak ada nilai minus disini. Din Syamsudin ketua MUI di harian Kompas pernah mengatakan , pemerintah tidak perlu menetapkan awal dan akhir ramadhan, Karena emang bisa berbeda beda dan perbedaan (khilafiyah) itu diperbolehkan dalam Islam. Penentuan awal dan akhir ramdhan oleh pemerintah akan menimbulkan seolah olah ada kesan memihak menurut Din.
Jika anda merasa sudah cukup puas dengan jawaban ini berhentilah sampai disini. Tutup halaman ini, wasalam.
Bisa dijawab dengan jawaban versi 2.
Jawaban 2a.
Penting, sangat penting. Karena ini menyangkut halal dan haram. Boleh dan tidak boleh, Kalau yang subhat saja sebaiknya dihindari, (Pakde Rofi apa ya hadistnya?) apalagi masalah halal dan haram. Diharamkan berpuasa saat hari tasriq, 1, 2 syawal. Jadi masalah penting yang tidak bisa diangap sepele.
Jawaban 2b.
Penting sangat penting karena zakat fitrah harus sudah dibagikan sebelum shalat ied, apakah yakin zakat fitrah kita didistribusikan sebelum waktu Ied?
Jawaban 2c.
Penting,sangat penting, Karena ini menyangkut persatuan Umat Islam dunia (mari kita lupakan konteks Indonesia sejenak). Dalam pengumuman perhitungan oleh Depag konteks keindonesiaan sangat kental, dimana titik yan dipantau hanya di Indonesia
Jawaban 2d.
Penting sangat penting Mama mo belanja nih kan musti tau lebarannya kapan
Jawaban 2e
Penting sangat penting Papa kan mo book tiket online kan musti tau persis lebarannya kapan
Jawaban 2e.
…silahkan tambahin deh di bagian komentar
[Bersambung ke Bagian dua]
Diposting oleh priyatnadp di 5:02 AM 2 komentar
Jumat, Oktober 06, 2006
Menyelamatkan Peradaban dengan Desain
Kamis pagi 06 September 2006 di milis forum-AMi ada sebuah tulisan menarik, sebuah essay.Tulisan ini lumayan membangkitkan emosi desain, jadi kalo anda suka dengan desain, arsitektur perlu baca tulisan dari M. Ridwan Kamil ini, finalis IYDEY wakil dari Indonesia yang baru saja lalu di London. Mohon maaf sekalian minta ijinnya untuk menempel ini disini, kalau ngga bekenan saya apus (masa sih?). Sori maksa (tempel dulu baru minta ijin. Sekalian saya lengkapi dengan active link.
Yang menarik juga figur pemenang IYDEY (Intrational Young Design Enterpreneur of the Year) kali ini Paula Dib desainer muda dari brasil yang membuat produk2 memanfaatkan material lokal, SDM lokal orang setempat. Jadi teringat perjalanan ke daerah Tegalalang, Ubud, , Sukawati, Tabanan, banyak produk bagus yang tidak bisa terjual gara-gara networking yang lemah. dengan alsan klasik, sejak bom susah mas, repot. Tentu repot ya dijualnya di sini (bali) jauh dari keramaian pula. Namun dampak bom tidak berlaku produk interior sekelas Warisan, Carlo yang sudah punya networking ke luar. Jadi lupakan kambing yang sudah hitam, tangkaplah si banteng hitam (dagingnya lebih banyak)
ini tulisan kompitnya....
MENYELAMATKAN PERADABAN DENGAN DESAIN
Oleh M. Ridwan Kamil*
[1]
Seorang ibu tua gemuk dalam wajah yang lelah terlihat menenteng sebuah kursi. Ia sumringah tersenyum puas. Antriannya selama berjam-jam dalam panas terik tidaklah sia-sia. Sebuah kursi cantik, karya desainer furnitur Inggris terkenal Tom Dixon, ia dapatkan dengan gratis. Hari itu, dalam rangka London Design Festival, Tom Dixon membagi-bagikan ratusan kursi karyanya gratis kepada publik. Setelah dipamerkan seharian dalam bentuk seni instalasi di ruang luar, hanya dalam tempo 15 menitan ratusan kursinya ludes diambil para pengantri. Itulah salah satu cara Inggris mempopulerkan wacana desain. Desain menjadi kata yang sangat populer minggu itu. Pada pertengahan september lalu seluruh London seperti kerasukan wacana desain dengan adanya London Design Festival. Festival ini menyelenggarakan pameran karya-karya desainer muda, open house gedung-gedung privat untuk dikunjungi umum, eksebisi kelas dunia untuk dunia interior, material- material bangunan, ceramah umum desainer kelas dunia, seminar dan lain sebagainya.
Inggris punya alasan. Ia bermimpi untuk menjadi pusat desain dan arsitektur dunia. Untuk visi itu, maka masyarakatnya harus dididik untuk melek desain. Desain harus menjadi keseharian. Wacana`good design is good business' harus menjadi kebutuhan. Padahal di Inggris 15 tahun lalu wacana desain tidaklah menjadi hal krusial. Namun sekarang, belasan majalah desain, arsitektur dan lifestyle memenuhi rak-rak toko buku, acara-acara yang meliput kegiatan desain grafis, iklan, furnitur sampai arsitektur menjadi hal yang umum. "Jangan meremehkan mukjizat desain!" ujar Sir Terence Conran, seorang entrepreneur legendaris di dunia desain. "Desain mampu melipatgandakan nilai ekonomi sebuah objek", lanjutnya. Ia mengungkapkan bahwa sebuah kursi dengan harga produksi sebesar seratus dollar bisa dijual ribuan dollar hanya karena keunikan desainnya, ungkap pemilik retail Habitat dan Conran Store ini. Pesannya sangatlah jelas. Tanpa desain tidak ada nilai tambah.
Museum Guggenheim di kota Bilbao Spanyol adalah contoh klasik dalam konteks di atas untuk kategori arsitektur. Setelah ia berdiri, karena publikasi yang mendunia, sekitar empat jutaan pelancong datang ke kota tersebut hanya untuk melihat keunikan museum yang dirancang oleh arsitek Frank Gehry. Bayangkan, jutaan pelancong itulah yang membawa devisa 14 trilyun rupiah ke kota industri di Spanyol ini. Maka tak heran jika "The Bilbao Effect" menjadi impian para walikota kota-kota di Eropa sana. ***
[2]
"Masa depan dunia adalah ekonomi kreatif," ungkap Richard Florida, sosiolog dari Amerika. Ia menyiratkan bahwa siapa pun yang memiliki bakat (talent), jejaring (network) dan kewirausahaan yang inovatif (entrepreneurship) dialah yang akan memenangkan persaingan global di masa depan. Dan industri desain, dari desain grafis sampai arsitektur, adalah salah satu motor gerakan ekonomi kreatif atau populer juga dengan istilah `knowledge economy'.
Karenanya tetangga kita Singapura, yang selalu panik mereposisi perannya di percaturan ekonomi global, melihat peluang ini juga secara serius.Singapura berambisi menjadi pusat ekonomi kreatif di Asia. Perdana Menteri Lee Hsien Long tahun 2005 meluncurkan tiga gerakan nasional: Design Singapore,Media 21 dan Rennaisance City 2.0. Mereka berharap sumbangan bagi pertumbuhan ekonominya akan tumbuh dua kali lipat selama tujuh tahun dari tiga industri kreatif tadi.
"Knowledge is power," sabda filsuf Francis Bacon. Dan Inggris pun menterjemahkan filosofi itu dalam bentuk reposisi sistem ekonomi yang merespons peluang ekonomi kreatif ini. Kota-kota industri seperti Birmingham, Glasgow, Brighton atau NewCastle perlahan-lahan sudah mulai meninggalkan ketergantungan pada ekonomi berbasis industri. Kota- kota ini mulai menggiring iklim ekonominya ke arah ekonomi kreatif dan aktivitas industri desain sebagai tulang punggungnya. Ekonomi kreatif adalah rumah barunya, dan desain adalah kunci pintunya.
Dunia akademik, swasta, LSM dan pemerintah terlihat bersepakat untuk kompak. Kawasan-kawasan kota yang mati diregenerasi lagi untuk menjadi tempat berkiprah para pemula (start-up) di industri kreatif. Insentif ekonomi diperbesar. Hasilnya pun luar biasa. Pertumbuhan ekonomi kreatif ini hampir 3 kali lipat dari pertumbuhan ekonomi nasionalnya. Ekspor dari ekonomi kreatif ini sebesar 15 %. Lebih besar dari ekspor ekonomi jasa sebesar 7% atau ekspor ekonomi umum lainnya yang hanya 4%.
[3]
"Saya suka London karena toleransi, keragaman budaya dan kemudahan infrastruktur bagi desainer pemula," ungkap Sebastian Noel, desainer produk berbasis teknologi dari sebuah perusahaan bernama Troika.Troika adalah firma pemula yang mempunyai visi mengawinkan teknologi terapan dan desain untuk kepentingan publik. Di kota ini ia dengan mudah bisa menghubungi institusi Creative London jika butuh bantuan untuk mencari partner bisnis. Tinggal mampir ke London Design Council jika butuh nasihat-nasihat teknis dan bank data pabrik manufaktur yang bisa mewujudkan ide-ide kreatifnya. Di acara London Design Festival ia pergunakan untuk memamerkan karya-karya terbarunya ke masyarakat. Dan puluhan firma pemula ala Troika pun menjamur subur di London London memang istimewa. Setiap tahun di bulan September, selama dua minggu digelar belasan acara yang berhubungan dengan desain. Ada open house firma-firma desain/arsitektur, open house gedung-gedung unik yang sehari-hari tertutup untuk publik. Ada acara 100% DESIGN tempat para desainer dari 30-an negara memamerkan karya-karya terbarunya, acara 100% LIGHT dan 100% MATERIAL untuk pameran teknologi lampu dan material terbaru. Seluruh masyarakat London pun terkena deman desain.
Kesiapan infrastruktur desain ini terkesan merata hadir di kota-kota lain di Inggris. Di Glasgow terdapat gedung tua karya Charles Rennie Mackintosh sebagai tempat bernaung organisasi desain bernama Lighthouse. Sebuah one-stop design center. Di gedung 5 lantai ini dihadirkan galeri-galeri tempat pameran karya para desainer/arsitek museum desain, restoran/kafe, ruang pertemuan yang disewakan, retail desain dan kantor-kantor firma desain. Di sini pula didirikan departemen Creative Entrepreneurs Club (CEC), sebuah wadah serius tempat memotivasi dan melatih para desainer pemula untuk berani mengembangkan bisnis desainnya dengan serius dan mengglobal. Menariknya wadah ini membuka diri untuk menerima anggota diri seluruh penjuru dunia.
[4]
Bagaimana dengan Indonesia? Tahukan anda, bahwa di Indonesia bertebaran para desainer, arsitek dan pekerja ekonomi kreatif lainnya yang sangat berbakat dan bedeterminasi tinggi. Leo Theosabarata dengan karya kursi Accupunto; Castle Production di Pasar Baru Jakarta yang menghasilkan animasi kelas dunia Carlos the Catterpilar dan The Jim Elliot Story; Sibarani Sofyan seorang urban designer muda yang karya-karyanya bertebaran di Malaysia, Cina dan Dubai; Christiawan Lie, komikus GI Joe yang naik daun di Amerika, Budi Pradono, arsitek muda yang mendapatkan penghargaan Architectural Review. Dan masih banyak lagi yang tersembunyi bergerilya mendunia dengan karya-karyanya tanpa kita tahu. Salah satu masalah kita ada ketidakhadiran infrastruktur dunia desain. Semua kelompok dalam industri desain, mulai dari dunia grafis sampai arsitektur tercerai berai bergerak sendiri-sendiri. Tidak ada visi bersama untuk arah jangka panjang yang jelas. Di luar negeri pun Indonesia tidak punya reputasi atau `brand image' yang kuat untuk produk-produknya.
Hal ini diperparah dimana pemerintah pun belum melihat desain dan ekonomi kreatif sebagai prioritas. Sangat khas Indonesia. Atau dengan istilah Florida, Indonesia itu penuh memiliki bakat (talent) kelas dunia tetapi tidak memiliki jejaring (network) dan kewirausahaan yang inovatif (entrepreneurship).
Sudah umum jika kita mendengar bahwa banyak para desainer yang kebingungan mencari manufaktur yang bisa membantu mewujudkan idea- idenya briliannya yang mungkin berpotensi bisnis milyaran rupiah. Banyak arsitek muda yang kebingungan bagaimana memulai bisnis desain dan menetukan fee desain. Para desainer juga sering kesulitan untuk mencari modal ke Bank karena sering ditolak karena tidak punya fixed asset kecuali ide-ide kreatifnya. Tidak seperti di Skotlandia dengan Lighthouse atau Thailand dengan Thailand Design Center (TDC), ketiadaan infrastruktur industri desain di negeri kita, akhirnya melunturkan semangat `entrepreneurship' dari para desainer muda berbakat.
Jangan heran jika terjadi yang dinamakan Richard Florida sebagai `The Flight of Creative Class', dimana para manusia-manusia berbakat akhirnya mengungsi ke luar negeri yang lebih kondusif. Bayangkan jika seluruh desainer dari seluruh industri desain bersepakat untuk menjadikan desain dan ekonomi kreatif sebagai lokomotif ekonomi Indonesa di masa depan. Bayangkan jika ide-ide kreatif yang brilian selalu bertemu dengan nafas semangat kewirausahaan.
Di Inggris, perkawinan inilah yang menghasilkan nilai ekonomi sebesar 28 milyar poundstering untuk industri desain dan arsitektur dan 112 milyar Poundsterling keseluruhan ekonomi kreatif. Seperti yang pernah diwacanakan oleh Nigel Cross, bahwa peradaban manusia berkembang dengan kemajuan tiga ranah keilmuan: Sains (kebenaran), Humaniora (keadilan), dan Desain (kecocokan). Karenanya kapan lagi kita bergerak bersama mewujudkan Indonesia yang lebih makmur melalui desain dan reputasi global yang lebih baik jika tidak sekarang. Mari kita selamatkan peradaban dengan Desain. Setidaknya untuk anak cucu kita.
*** *M. Ridwan Kamil, Dosen Arsitektur ITB dan Principal PT. URBANE (Recipient of International Young Design Entrepreneur of the Year from British Council Indonesia)
Diposting oleh priyatnadp di 9:05 AM 2 komentar
Selasa, Oktober 03, 2006
terbaca, tak dibaca
terbaca?
jelas?
terbaca, tak dibaca
baru terasa basi... setelah dibaca tak terbaca
telat?
basi?
tak terbaca.
buat neneku yang umurnya 90 tahun yang baru selesei operasi katarak...supaya masih bisa baca qur'an katanya.
Juga buat mbak Dian Syarief yang terus semangat membaca walau tak terbaca, lagi.
Diposting oleh priyatnadp di 11:50 AM 0 komentar
Label: photoblog
Rabu, September 27, 2006
Antagonisme Sinetron Ramadhan
Dulu hobi banget mengikuti bareng keluarga, sampai kalau satu episode lupa, nggak lupa nanya gimana ceritanya. Sudah 4-5 tahun terakhir ini saya melewatkan sinetron Ramadhan.Alasan pertama, karena kesibukan belum pulang dari tempat kerja,alasan lainnya kok ceritanya berulang ya, sama hanya judulnya tokohnya yang berganti, + jangan lupa theme song yang religius. Kalau bahasa polisi sih modus operandinya sama.Kalau dilihat juga nyaris tidak ada bedanya dengan sinetron yang ditayangkan bukan pada bulan Ramadhan. Hikmah 1, Hikmah2, Hikmah 3, Hikmah bekelanjutan....
Saya juga masih bingung membedakan sinetron di hari hari biasa dan sinetron ramadhan, selain ada penambahan Kata kata bijak,ucapan salam, adegan sholat, adegan berdoa tokoh utama. Maaf kalau melihatnya terlalu skeptis, ini opini pribadi.
Peran antagonis di sinetron seringkali menjadi daya tarik tersendiri buat penonton, sukses besar yang bisa membuat penonton geram. Ekspresinya ruarr biasa, mata melotot, pundak turun naik. Atau adegan menggumam sambil tersenyum merencanakan kebusukan (dengan mulut sama sekali tidak berkomat kamit).Peran utama biasanya diposisikan menajdi tokoh teraniaya, dizhalimi, tak berdaya. Coba lihat porsi antagonis dan tokoh utamanya, di masyarakat kita yang belum cerdas, saya jadi ragu apa tontonan ini bisa jadi contoh. Mengingat porsi antagonis yang sama atau lebih, (dengan asumsi) masyarakat yang belum cerdas, sinetron Ramadhan menjadi sarana yang tepat untuk syiar antagonis, menyebarkan kebusukan. Opini yang berlebihan? Itu kan tergantung orangnya mas...orang kan bisa membedakan mana yang baik dan buruknya,...
Jawaban sederhana bisa diperoleh dari iklan rokok. Iklan rokok saja bisa dibuat tanpa harus mempertontonkan adegan merokok. Tontonan religius ironisnya justru banyak mempertontonkan adegan kekerasan, (mental ataupun fisik) + sedikit saja bumbu label ramadhan yang saya lihat lebih kepada setting (setting tempat, waktu).
Memang kadangkala sinetron diberi label BO, bimbingan orangtua.
Nah pertanyaan selanjutnya, apakah yakin orangtua dirumah masing-masing sudah cukup bijaksana? Lebih Bijaksana bila tidak menonton.
ini hanya opini, kemuakan, dari penonton yan merindukan tayangn empuk dan sehat sepulang kerja yang suntuk.
Diposting oleh priyatnadp di 9:09 AM 3 komentar
Label: simprisempre
Minggu, September 24, 2006
Masjid beratap langit
Tulisan ini saya dedikasikan buat mas Bambang Setiabudhi yang terus konsisten menulis, meneliti tentang arsitektur Islam. Foto gerbang masjid
Masjid ini sayangnya bukan masjid sungguhan, ini hanya replika di Bahrain Museum. Ada sebuah zona replika kota tua di Bahrain museum ini terdiri dari replika sejak dari jaman kebudayaan pra-Islam, periode Dilmun (yang disejarah SMP sejaman dengan periode mesopotamia di Irak). Namun semoga kereplikaan ini tidak mengurangi bobot tulisan ini. Kalau bukan replika mungkin agak sulit atau bahkan tidak ada lagi masjid yang beratapkan langit seperti ini selain di masjidil haram pada bagian area thawaf.
Foto dari arah shaf pertama ke lapangan tengah/masjid
Bahrain dan peradaban Islam.
Bahrain sebagai daerah yang cukup dekat dengan daratan Saudi Arabia (sekarang) termasuk daerah daerah awal penyebaran islam melalui Teluk Persia. Konon Islam sudah sampai Bahrain dalam 6 tahun penyebaran Islam. Saat itu mina Al Manamah, Pelabuhan Manamah yang sekarang dikenal Sebagai Manama sudahmenjadi daerah transit yag cukup ramai. Sangat Masuk Akal, mengingat posisinya yang dekat dengan Saudi Arabia yang sekarang sudah terhubung dengan jembatan yang bisa ditempuh dalam waktu cukup singkat. Tidak diketahui persis apakah lokasi pelabuhan Manama saat jaman Penyebaran islam awal berada di pusat kota manama sekarang atau bukan. Peninggalan yang masih asli banyak terdapat di daerah Muharraq sementara di manama sendiri yang lebih dominan dengan pola grid mengingat negeri ini pernah jadi jajahan Inggris namun tetap berpolakan pola souq/ pasar yang rapat dengan lorong lorong dengan ketinggian 2 lantai.
Bentuknya sederhana sekali hanya berupa lapangan dengan pintu dan pagar sebuah menara dan sebuah ruang menyerupai selasar pada shaf pertama. Foto disamping ini diambil dari arah shaf pertama ke samping. Hanya satu dua shaf saja, Jadi teringat karya masjid Andra Matin dalam sebuah pameran AMI di jurusan arsitektur tahun 1999, dengan satu shaf dan halaman belakang berupa taman/ruang terbuka yang fungsional. Masjid dekat tempat flat saya tinggal berpedoman pada sebuah hadist yang menjama taqdim (menarik kedepan) shalat Isya sesudah shalat magrib bila hujan tiba. Melihat replika masjid ini mengingat kondisi saat itu sayapung manggut manggut
sendiri.
Kalau mengingat Islam masuk Bahrain hanya perlu waktu 6 tahun saja, asumsi saya (boleh dibantah)tipologi masjid saat jaman Rasulullah pun tidak jauh dari berbeda dengan replika ini. Yang membuat kagum dengan masjid beratap langit ini Islam bisa menyebar ke seluruh penjuru dunia. Agak Ironis dengan kondisi masjid saat ini, yang megah namun kerap menjadi simbol kemegahan kota/penguasa yang sepi aktifitas. Robohkan atapnya? jangan dong ramaikan saja aktifitasnya.
m'pri
.
Diposting oleh priyatnadp di 6:05 AM 0 komentar
Label: Arsitektur
Kamis, September 21, 2006
Belajar Dari Bocah
Puzle ini saya foto sebelum saya bongkar dulu, beli dari pasar ubud 15ribu dari harga penawaran 35ribu. Maksudnya jelas kalo bingung cara masangnya lagi tinggal liat fotonya, kunci jawaban gitu maksudnya. Mau dibawa ke Bandung buat oleh oleh Salma ma kahfi, salma waktu itu 5 taun kahfi 3 taun, 2ponakan saya yang lucu-lucu. Kahfi masih terlalu kecil uat maen ini.
Takutnya kalo ntar mereka ngga bisa masangnya, si e'mang yang dikomplain nih. Ternayata agak ribet juga, sempet liat kunci jawaban beberapa kali di kamera. Ngga pede atau kenapa ya terlalu o-on hehehe.
Sesampainya di Bandung semuanya diluar dugaan, Salma dengan gampang bisa bongkar pasang puzle ikan ini. Pulang mudik sebelumnya sempet beliin maenan puzle kura2 dari Bahrain (buatan india) yang menurut teteh jadi maenan anak2 cukup favorit terutama anak anak tetangga kalo pada 'nganjang' ke rumah, jadi puzle ini level kesulitannya lebih rendah.
Satu hal yan unik lainnya yang ngga kepikiran, Salma bisa maen role playing denga nkarakter puzlenya ini sepuluh ikan ini punya sepuluhkarakter suara yan berlainan dan nama yang beda beda, ada mamahnya, papahnya, anaknya, temen anaknya...
Hal sepele seperti ini ternayta bisa diapresiasi lebih oleh anak-anak. Yuk belajar kreatif, dari anak-anak yang otaknya masih bersih dan belum terkotak kotak.
Diposting oleh priyatnadp di 11:58 PM 1 komentar
Label: simprisempre
Rabu, September 20, 2006
Library 3d gratisan
Cari library yang lumayan komplit buat presentasi arsitektur? mobil 3d, fixtures 3d, sanitair 3d, cari material buat mapping di image 3d? kayu, metal, berbagai macam lantai. Atau cari image buat backgrounnd yang lumayan komplit, langit pohon, horison tersedia banyak dalam format jpg.
Coba cek site ini, Accustudio.com
Walaupun mungkin pemakai accurender udah ngga sejaya jamannya dulu, karena udah banyak aplikasi lain yang lebih menarik. Site yang ditujukan buat pengguna accurender ini punya seabrek libarary yang sangat berguna.
Coba cek di menu exchange msialnya bagian textures..berbagai jenis material ada disana...berbagai jenis kayu waa....komplit..termasuk beberapa jenis kayu tropis
Cek juga menu exchange, objects, vehicles..golfcar mungil yang selama ini saya cari cari ada juga disana semunnya tersedia dalam format dwg dengan layering yang udah rapi, jadi kalo mau diekspor ke aplikasi lain, siap buat dikasih material sesuai selera. Mobil 3d yang tersedia lumayan komplit juga, ada ford focus, mbw m5, bmw x5, bus, honda crv, mini cooper! nissan xtrail suyitno landung, berbagai seri porche, mercedes a, m class,ada suzuki katana, toyota rav 4...banyak deh...
Kalo mau gabung sebagai donatur object atau 3d bisa juga loh disana. Jadi 3d model apa yang yang dicari? atau material apa yang dicari cek aja disana
m'pri
Diposting oleh priyatnadp di 9:09 AM 2 komentar
Label: 3D tips
Selasa, September 19, 2006
Mengecilkan file pdf
Perlu kirim cv lamaran dengan content image yang lumayan banyak tapi hanya boleh kirim kurang dari 1mb, 500 kb? atau malah cuman 300 kb? atau kirim file presentasi bergambar lumayan banyak...? tapi ukurannya kegedean & ngga memungkinkan buat diimel? waktunya meninggalkan MS. Power Point...boros!!! Dan beralih ke Adobe Acrobat Profesional (bukan acrobat reader!!!)
Begini contohnya, rangkaian presentasi di bawah ini terdiri dari 16 halaman ukuran A3, 16 halaman gabungan dari 16 file jpg resolusi 200 dpi. besar ukuran file 25 Mb. File ini untuk keperluan presentasi cetak & dan on screen presentation. Ketika kita perlu mengirimkannya via e-mail hanya untuk on-secreen presentation tentu tidak perlu 25 mb ini yang kita kirim. Jadi yang perlu digaris bawahi untuk keperluan apa dokumen yang akan kita kirim.
Klik menu advanced, klik pdf optimizer seperti gambar disamping ini. Di contoh ini saya ganti option bicubic downsampling jadi 120 for images above 120 dpi dengan kompresi adcrobat versi 6.0 hasilnya jadi menciut hingga 3 mb saja.
Masih perlu lebih kecil lagi saya coba ganti bicubic downsamplingnya jadi 72 dpi for images above 72 dpi untuk, hasilnya 1.15 mb untuk 16 halaman full color.
Masih cukup bagus untuk presentasi di layar, tapi ngga disarankan buat keperluan print ulang.
Bicubic downsampling image ini hanya berlaku untu mengecilkan kompresi file dengan content image yang banyak, unutk gambar vektor seperti gambar Cad, teks tidak terlalu berpengaruh.pada beberapa kasus gambar cad dengan garis yang banyak, disarankan utnuk me-flatten gambar vektor tersebut jadi image (jika hanya sekedar untuk presentasi)gitu deeh, selamat mencoba...
gara gara urusan sepele ini semoga ngga ada lagi telpon masuk di hari libur dari kantor..Pri kecilin pdfnya gimana..gede baget nih ngga bisa dikirim...hihihihi.
All you have to do is pencet aja f1 udah ada sebenernya disana semuanya..
m'pri
Diposting oleh priyatnadp di 2:17 PM 5 komentar
Label: simprisempre