Kamis, Februari 01, 2007

Cacing Peliharaan

Kalau ditanya orang apa binatang peliharaanku saat ini jawabannya Cacing,cacing tanah. Lumbricus Rubellus nama kerenya. Ukuranya ngga terlalu gede bisa didapat disekitar halaman rumah dengan mudah. Waktu kecil salah satu aktifitas yang paling menyenangkan buat saya salah satunya bongkar-bongkar tanah, liat apa ada cacingnya atau ngga. Kalau dapet disimpen diantara jari jemari sampe penuh. Pernah dulu lagi maen tanah gini dipanggil kedalem, langsung aja masuk kerumah dengan tangan penuh cacing..ternyata dipanggil makan...ups. Cacing yang terkumpul biasanya disimpen di pot suplir yang banyak dirumah, kata papa cacing bisa bikin gembur, tanahnya bolong bolong akarnya bisa nafas dan minum dengan baik.
Tidak ada alasan kan buat benci cacing binatang lunak ini? Jadi jangan pernah mendoktrin anak, kerabat, saudara anda dengan menaburi garam pada cacing yang ketemu di halaman. Sautu perbuatan keji yang tak berperikecacingan.




Ternyata cari cacing disekitar rumah kontrakanku agak susah, halamannya terlanjur disemen semua sama pemilik rumah, waduh padahal kata lagunya Bimbo taun 80-an kan jangan disemen semua. Nah di lapisan semen ini sekarang saya timbun lagi dengan lapisan tanah tipis, buat halaman berumput, sperti nama blog ini. Bagian sisi sisinya dipake buat nimbun sampah organik, berbagai daun kering dan sampah dapur.

Ceritanya sekarang lagi iseng-iseng nyoba memilah sampah organik basah dan sampah plastik. Jadi yang sekarang dibawa petugas kebersihan dari tong sampah depan rumah hanya benda benda plastik dan kertas yang kering, sebagian besar dari pembungkus. Sisa potongan sayur, potongan rumput, kulit buah..bagian si cacing. Dengan populasi satu rumah 2 orang, saya & istri dengan hitungan makan di rumah saat makan malam saja,jumlah sisa busukan yang bisa dibuang ternyata lumayan banyak. Makan duren tentunya ngga dengan kulitnya kan, rambutan juga, juga kulit mangga, akar kangkung, sisa kupasan wortel, batang bayem yang keras kan ngga akan dimakan juga, semuanya ditumpuk di sisi halaman yang ngga terlalul luas ini. Buat mempercepat pembusukan saya campur sedikit dengan tanah buat nutupin bagian atas, supaya ngga keliatan sampah banget & mengganggu keindahan.

semut musuhnya..

Ternyata lumayan dalam 2-3 minggu jumlah populasi cacing meningkat, Bibit Cacing ini juga diperoleh dari halaman sekitar dari tempat lembab dari batang kayu yang lapuk. Yang gawat setelah populasi cacing meningkat ternyata populasi semut pencuri cacing meningkat juga. Waduh cacing cacing pengurai yang masih kecil2 ini diboyong pasukan semut. Sebenernya ngga akan terjadi kalau gundukan tanah ngga saya bolak balik terlalu sering. Oh iya dalam vermikompos, pembuatan kompos dengan bantuan cacing ini memang ngga diperlukan pembalikan tanah, cukup didiamkan saja gundukan tanahnya dan dijaga kebasahannya. Dan tidak butuh tanah yang luas juga, kalo ngga cukup halaman bisa pake pot bekas, ember atau apapun, di halaman saya cuman digunduk dan ditutup sedikit tanah.

Satu lagi yang bikin gundukan ini diserbu semut, kadang sampah busukan masih terlalu menarik buat semut, sisa nasi, sisa kulit buah yang masih mengandung gula, masih mengundang buat semut. Satu lagi kesalahan, setelah gogling lagi ternyata supaya aman, cacing cukup diberi bahan kompos yang udah agak lama, 2-3 minggu pembusukan, nah dengan bahan yang sudah relatif busuk ini tentunya semut ngga lagi tertarik sama gundukan ini.

Jadi semangat nyortir sisa sayuran, daun kering, buat ditumpuk di sisi halaman buat cacing peliharaan.

Apakah bau? Ngga.penguraian dengan cacing terjadi secara aerobik yang tidak menimbulkan bau. kalaupun ada sedikit bau dari proses pembusukan bisa diatasi dengan menutup dengan tanah.
Apakah jijik? Ngga juga, Cacing ada dimana-mana, bahkan diperutmu. Oh iya kalo masih inget pelajaran smp cacing tanah termasuk annelida dan cacing perut termasuk cacing pipih, jadi cacing tanah ngga akan bikin cacingan. Tapi tetep, yang penting cuci tangan seabis maen cacing dan potong kuku dengan rapi seperti kata bu Guru
Apakah menyenangkan? Yup, melihat daun kering berubah busuk, sampai hilang sama sekali sangatlah mengasikkan, melihat cacing tumbuh dan beranak pinak rasanya senang.
Apakah cepat? Ya, karena selain dengan mikroorganisme penguaraian sampah dibantu cacing.

Kalau masih ingat dulu ternak cacing ini sempat menjadi booming setelah era ternak jangkrik. banyak orang yang ramai-ramai ikut training ternak cacing, karena iming harga jual yang tinggi. Kalo motivasinya begini saya ngga menyarankan, just for fun aja lah, daripada peliahara anjing yang makanannya musti dibeli dengan harga mahal.

tertarik? yuk rame rame peliahara cacing
contekan seriusnya ada disini nih
http://www.terranet.or.id/tulisandetil.php?id=1342
http://www.agromedia.net/kabar_agromedia/pembuatan_kompos_dengan_cacing_tanah.html





4 komentar:

Anonim mengatakan...

cita2 yang masih dalam mimpi.. secara gak punya halaman...
gak bau dan gak jijik ya...
hm...menarik..
ngomong2.. cacing itu tahan dingin gak ya?

Mona mengatakan...

mpri, mau ngasih tau...
Blognya bapak pindah ke blogspot..
alamatnya:
http://arofiusmani.blogspot.com

prabhamwulung mengatakan...

bagaimana dengan cacing2 yang ada di perutku ini?

Unknown mengatakan...

Jual cacing tanah (rubellus lumbricus) harga Rp 25.000/kg kapasitas 100 kg/minggu, melayani eceran dan partai
Jual jangkrik harga Rp 45.000/kg kapasitas100 kg/minggu, melayani eceran dan partai

Pemilik : Sudjatmiko
Phone : 081586297454
E-mail : jatindra_farm@yahoo.com
Lokasi Farm : Jl. Merdeka no.18, LK.10, RT.03, RW.02, Ngunut, Tulungagung, Jawa Timur
website: http://jatindra.awardspace.com