Selasa, Oktober 10, 2006

Khilafiyah Ramadhan 1427 H

[bagian kedua]
Melanjutkan posting sebelumnya kenapa awal dan akhir ramadhan seringkali berbeda? Khilafiyah? Ini ada artikel artikel menarik yang saya coba kumpulkan karena penasaran dengan pertanyaan seorang teman yang justru bukan seorang muslim Terimaksih Pak Ketut, Saya jadi semangat nyari jawaban yang lebih valid. Ini hasil istirahat makan siang di depan komputer. Walaupun sekedar googling, narasumber2 di link2 ini bisa dipercaya dan valid mengingat background keilmuan masing-masing di bidang astronomi.



Artikel Pak Mutoha JAC, Jogya Astronomi Club singkat padat lugas, up to date
http://mutoha.blogspot.com/2006/09/hilal-ramadhan.html
disini dibahas kriteria penentuan awal bulan versi, dilengkapi dengan alasan dan dalilnya.
1. Rukyatul Hilal (bil Fi'li), yang digunakan NU terutama ulama tradisonal. Sekedar tambahan di padang sebagian warga NU memulai Shaum pada hari senin, setelah melihat hilal secara nyata.

2. Hisab Wujudul Hilal , yang digunakan Muhamadiyah sejak 1969 dan Persis. Dasar pemikirannya sulit untuk melihat hilal secara langsung.

3. Imkanur Rukyat MABIMS, versi pemerintah Indonesia antara Negara Negara ASEAN.
Ketika matahari terbenam, ketinggian bulan di atas horison tidak kurang daripada 2° dan jarak lengkung bulan-matahari (sudut elongasi) tidak kurang daripada 3°. Atau Ketika bulan terbenam, umur bulan tidak kurang daripada 8 jam selepas ijtimak/konjungsi berlaku. Kriteria yang diharapkan sebagai pemersatu terhadap perbedaan kriteria yang ada nampaknya belum memenuhi harapan sebab beberapa ormas memang menerima, namun ormas yang lain menolak dengan alasan prinsip.

4. Rukyat Global ( Matla al Badar ). . Penganut kriteria ini berdasarkan pada hadist yang menyatakan, jika satu penduduk negeri melihat bulan, hendaklah mereka semua berpuasa meski yang lain mungkin belum melihatnya.

Artikel oleh Hendro Setyanto, Observatorium Bosscha-FMIPA ITB, Biro Pengembangan dan Penelitian Lajnah Falak NU, di harian kompas, pada rubrik fenomena alam, Hisab-Rukyat sebagai Media Pendidikan Sains Publik
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0609/22/sorotan/2967703.htm
dari tulisannya sebagai Nahdiyin Muda yang intelektual terlihat warga NU tidak lagi mutlak hanya mengacu pada hilal bil Fi’li maupun imkanur rukyat. (pada tulisan Pak Mutoha).

Dari dua artikel diatas kalau dibaca seksama tidak ada pertentangan metode hisab & rukyat apalagi dengan metode yang modern dan memungkinkan untuk dibuat system penanggalan hijriyah yang sama/global setidaknya untuk satu daerah waktu. Untuk mencerna dengan pikiran jernih identitas golongan, berbagai alasan politis, perlu dinomorduakan. Karena kebersamaan dalam penanggalan hijriah dirindukan semua golongan.

Memungkinkankah harapan itu?
Kapan?
Kalau masih penasaran dengan metode yang lebih scientific dengan metode astronomi modern, ditambah koresponden/pengamat dari berbagai Negara, ini websitenya

http://www.icoproject.org
tentang hilal ramadhan di website icoproject. Di site ini kita bisa melihatdi mana bulan baru dengan mata telanjang, dengan alat bantu, dan di tempat mana bulan baru tidak dapat dilihat sama sekali. Untuk simulasi digunakan software Accurate Times, karya oleh Mohammad Odeh.
Selain berdasar simulasi, diperkuat juga dengan pengamatan dari berbagai titik di dunia oleh anggota icoproject.

Melihat beberapa hari kebelakang perbedaan 1 Ramadhan 1427 H
http://www.icoproject.org/icop/ram27.htm
Mengapa arab Saudi memulai puasa hari sabtu 23 September 2006?
Disini ada yang menarik, diwebsite ini diketahui Arab Saudi yang menentukan awal puasa berdasarkan kesaksian dari 4 orang saksi mata. Keputusan Saudi banyak mengejutkan ahli astronomi termasuk di Saudi sendiri,mengingat menurut perhitungan astronomi modern mustahil terlihat bulan baru dengan alat bantu sekalipun apalagi dengan dengan mata telanjang. Dan baru terlihat Jika menggunakan alat Bantu di sekitar kepulauan pasifik .
Seoang member icoproject yang melakukan pengamatan hilal pada Jum’at mengatakan:
"I just wanted to say: Happy Ramadhan for you and your families, asking Allah to help us and accept our good works. Please be sure that none of the six comities has seen the crescent on Friday, they started the month according to other people. Thanks to ALLAH they did not start it Friday."
Coba lihat juga data peneropongan bulan di jerman(arsip September) http://www.gothard.hu/astronomy/almanach/moon-phases/html/moon-phases-2006-09.html

Menurut Pak Mutoha dalam catatanya di
http://mutoha.blogspot.com/2006/09/hilal-ramadhan.html keputusan Saudi ini tidak lepas dari bahwa jauh jauh hari sebelumnya Arab Saudi dalam kalender Ummul Quro telah menentukan awal Ramadhan pada Sabtu, 23 September 2006.
Alasan Politis ??? ( 3 tanda tanya, tanya kenapa?)

Keputusan Saudi diikuti oleh keputusan pemerinah UAE, Qatar, Bahrain, Yemen, Palestine, Sudan, Denmark, Austria, Swizterland.

Penasaran kapan 1 Syawal 1427 H terjadi, bisa diliat di awal diwebsite ico project
http://www.icoproject.org/icop/shw27.html

website lain tentang pengamatan bulan, seperti pada ICOproject. Bedanya ini menggunakan software moon calc 6 karya Dr. Manzour Ahmed. Sepintas tidak jauh berbeda dengan Accurate Times karta Mommad Odeh. Data data di website ini pun dilengkapi dengan narasumber pengamatan lapangan dari berbagai titik di dunia.
http://moonsighting.com/
moonsighting syawal
http://moonsighting.com/1427shw.html
moonsighting ramadhan
http://moonsighting.com/1427rmd.html


Berbagai fase bulan, dari penoropong bulan di Jerman
http://www.gothard.hu/astronomy/almanach/moon-phases/html/moon-phases-2006-09.html
http://www.gothard.hu/astronomy/almanach/moon-phases/html/moon-phases-2006-10.html
Sangat menarik kita bisa liat versi realtimenya diupdate terus, sayang bahasa jerman, kalau yang ngga ngerti buka pake web translator wordlingo.com (free) atau google juga bisa.

Silahkan pilih,..ikut yang mana? Saya ikut yang mana? Sudah sebrek fakta dan data diatasa kok masih bingung.

Bersambung….

Semoga bermanfaat.
m’pri



Tidak ada komentar: