Hari ini suzuki tua begitu gembira, tidak rewel saat dipanaskan dini hari ini
Sedari kemarin di sepanjang kampung suzuki tua disambut kibaran bendera. Yang atas berwarna merah, yang artinya berhenti. Yang bawah berwarna putih seperti langit berawan. Harap maklum suzuki tua hanya tau merah kuning hijau warna lampu lalu lintas.
Biasanya suzuki tua mengangkut si gembrot, babi pejantan keluar masuk kampung dan banjar. Hari ini suzuki tua mendapat tugas istimewa mengangkut bapak dan ibu berseragam, entah seragam apa dia tidak tahu benar. Yang jelas tampak wajah gembira diantara penumpangnya. Suzuki tua akan mengantar mereka ke sebuah lapangan dimana terdapat lebih banyak lagi orang berseragam yang sama.
Sejak muda suzuki tua selalu mendapat tugas mulia ini setiap tahunninya. Tahun ini
suzuki tua sedikit miring ke kiri, Ya memang ada ruang kosong di bak sebelah kiri, sebagian dari bapak dan ibu ini sudah tidak ikut lagi rombongan ini tahun ini.
Biasanya mereka berkumpul dan meneriakkan pekik "merdeka!!!"Suzuki tua tidak bisa meneriakan pekik itu, suzuki tua hanya bisa berpekik lantang...din diiiiiiin, pekik yang sama ketika suzuki tua disalip pemuda dari kanan yang lalu tiba tiba berbelok ke kiri.
Suzuki tua berharap mendapat tugas yang sama tahun depan walau penumpangnya terus berkurang. Suzuki tua selalu berharap semoga tidak ada kendaraan lain yang lebih bagus yang menawarkan mengantar mereka, karena hari ini hari istimewa buat suzuki tua dan besok suzuki tua kembali mengantar si gembrot keliling kampung
din diiiiiiiin
Desa Sedang Bali 2007
foto by ikeow
Selasa, Agustus 17, 2010
Tugas Istimewa
Diposting oleh priyatnadp di 6:34 AM 2 komentar
Sabtu, Juli 03, 2010
Cermin berjalan
Sabtu pagi cerah, diisi dengan gowes pagi rute sibang ubud sibang menempuh 31.42 km dengan waktu tempuh 2 jam 15 menit dengan kecepatan rata rata 13.8 km saja dengan kecepatan maksimal 39.1 (pasti ini turunan) dengan menghabiskan 327.4 kalori. Diselingi dengan sarapan tipat di lapangan Astina Ubud. Kaki menjulur ke sisi lapangan dan pantat di trotoar, persis di lewati bule bule yang hilir mudik di belakangnya. Mungkin mereka berpikir alangkah tidak higenisnya, yang jelas nikmat. Es kelapa yang kami santap bisa memancing mandor pekerja tenda di tengah lapangan untuk memborong es kelapa untuk para pekerjanya.
Di perjalanan pulang terdengar suara brutal klakson mobil tet tet tet tet tet
tet tet, ya tujuh kali. Padahal jalanan sangat lengang, dan proporsi sepeda
dengan lebar jalan lebih dari cukup. Dari spion kecil terlihat sebuah mobil
taft hitam berban lebar.
Mendekati arah sepeda klakson semakin menjadi, 2 x 7 empat belas, sempat
tidak sempat harus dibalas. Sayapun menyempatkan membalasnya dengan
mengangkat tangan kanan ke depan mempersilakan, seperti patung selamat datang
di rumah makan sambil senyum tentunya, tanpa mengaharap balasan.
Dari arah belakang terlihat plat nomor DK...bernomor cantik, dari arah kaca
gelapnya terlihat siluet dua anak kecil menoleh ke belakang.
Mungkin sedang buru buru, mungkin kebelet, mungkin lagi tes baru ganti
klaskon, mungkin mau jenguk saudaranya yang sakit, dari semua kemungkinan
yang pasti seharusnya dia berangkat lebih pagi.
Cobalah berbagai posisi, coba jadi penyebrang jalan, pesepeda, pejalan kaki, orang tua, anak anak, pengendara motor, pengendara mobil lalu coba belajar bagaimana menyembunyikan klakson. Cara makan diajarkan dari rumah, cara senyum juga, tanpa sadar pengendara tadi mengajarkan cara klakson yang 'benar' pada anaknya 7x2 empat belas
Sambil terus mengayuh menuju jalan pulang, Saya mencoba pindah posisi, roda
sepeda menjadi empat lalu tiba tiba duduk di mobil ber ac dengan musik jedag
jedug . Jangan jangan saya sedang melihat cermin besar yang berjalan, jangan
jangan itu saya dua minggu lalu, jangan jangan itu saya dua minggu lagi. Cermin tidak harus datar dan mengkilat, bisa besar hitam, dan beroda besar, dan bernomor cantik. Terimakasih cermin berjalan.
Diposting oleh priyatnadp di 11:37 AM 2 komentar