Sabtu, Agustus 15, 2009

Doa tukang es dan do'a pialang saham di hari jum'at

Jum'at pagi membuka pintu beranda facebook terpampang status seorang teman . begini bunyinya...

..Sepertinya, jika orang sudah tahu trick tentang mudahnya dptkan uang lewat online trading valuta asing ataupun saham. Sepertinya, banyak yang akan malas pergi kerja, malas pergi pagi pulang petang penghasilan pas-pasan, pegel-pegel, pedih-perih, pe...nyok-penyok, peyot-peyot. Sepertinya, hidup lebih enak jd investor di sektor financial dan riil..saatnya uang bekerja untuk kita..! horas bah, tiada beras makan gabah..!
....

Ada beberapa orang menyukai statusnya, Sayangnya saya bukan termasuk yang mengangkat jempol. Orang seperti saya dari pernyataanya termasuk orang yang belum tahu, dan lebih jelas lagi termasuk orang yang pergi pagi pulang petang dengan penghasilan pas-pasan, memprihatinkan bukan? Nah kalau sekarang diberi tahu lalu dan berkesempatan menjadi pedagang valas dan pialang saham apa akan ambil kesempatan itu? Enak toh tinggal duduk di depan monitor liat pergerakan angka dan membiarkan uang bekerja untuk kita?

Tidak terpikirkan dan sama sekali tidak tertarik (bukan belum). Bukan kapasitas saya sebagai seorang bodoh disini untuk memberi label halal atau haram, silakan di googling sendiri akan banyak ditemukan labelisasi dari yang 100 % pro dan 100% kontra. Tapi yang jelas saya akan pilih untuk meninggalkan yang meragukan, buat saya. Silakan yang kebetulan membaca tulisan ambil pendapat yang buat anda lebih cocok.

fatwa ulama tentang jual beli forex
hukum bisnis forex online
forex trading halal or haram
fenomena forex trading halal atau haramkah?

Window facebook saya tutup dan kembali ke rutinitas yang buat saya sangat menyenangkan, bermain dengan autocad & sketchup (dengan motivasi sederhana bermain main dengan desain, walaupun dibilang orang dibayar pas-pasan tapi saya menikmatinya. Waktu sudah menunjukan 11.35 dan harus segera pergi shalat jum'at. Di perjalanan saya masih terpikir tulisan di wall teman saya tadi, kalau semua orang hanya berpikir dengan deret dan angka siapa yang akan memutarkan 'roda betulan'. Raksasa otomotif di negara besar itu saja harus ditolong oleh pemerintahnya sendiri dengan memborong mobil produksinya .

Terlintas sebuah lagu jadul dari Robert Palmer

Ooh, it takes every kind of people
To make what life's about, yeah
Every kind of people
To make the world go 'round

Saya hanya bisa berdoa semoga masih banyak orang yang mau berkeringat, mau pegel-pegel, pedih-pedih, pe...nyok-penyok, peyot-peyot, seperti yang dituliskan teman saya tadi.

Di tanah kosong parkiran motor masjid Nurul Yaqin, Semabaung Gianyar sudah ada beberapa motor di mulut Gang, motor saya menyusur gang hingga di tanah kosong dan memutarnya. Tepat di samping sebuah motor dengan dua kotak besar di kiri kanan bercat hijau tua. dengan plastik berisi cup di belakangnya, ya betul tukang es keliling.

Di samping kotak hijau sisi kanan dan belakang ada sebuah tulisan sederhana bercat putih dan biru. Rizki tiada kukira, kutunggu pesananmu. Mendadak saya tersenyum, tulisan ini mengingatkan saya pada qs At Thalaq 2-3. Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya.

Tukang es yang termasuk pergi pagi pulang petang, penghasilan pas-pasan, pegel-pegel, pedih-perih, pe...nyok-penyok, peyot-peyot sudah memberi jawaban atas kegalauan saya di jum'at ini. Semoga semua pegel-pegel, pedih-perih, pe...nyok-penyok kami ini walupun tidak seberapa dan menjadi tertawaan teman saya tadi tidak sia sia dihadapan-Nya.

Sepulang jum'at sempat saya lihat wajah bersih sederhana berkulit gelap memelorotkan sarung bersihnya dan menggantinya dengan celana panjang tepat di samping motor tukang es tadi. Tulisannya bagus pak! Si tukang es spertinya keheranan, kenapa tulisan dengan kuas yang ujungnya tidak rata dibilang bagus. Semoga orang seperti pedagang es ini termasuk orang orang yang diberikan rizki dari pintu yang tidak disangka sangka, bahkan mungkin bukan dari pintu kutunggu pesananmu tadi.










Senin, Agustus 10, 2009

Suit...Trak..Prang


Seorang teman mengeluhkan tentang pekerjaannya yang katanya stressfull dalam sebuah perbincangan di beranda depan. Bukan beranda depan rumah, tapi beranda facebook.

Kalau stress ganti profesi aja, ujarku.
Jadi apa lagi umur sudah thirty something gini katanya.
Jadi tukang kaca aja...
Kenapa tukang kaca? katanya bingung

Beberapa minggu sebelumnya saya memotong kaca di sebuah toko kaca di sekitar jalan Ahmad Yani Utara Denpasar.

Mbak minta dipotong kaca ukuran 40x60 cm ya..lama nggak?
Kalau lama saya pergi dulu nanti diambil lagi?
Nggak lama kok mas bisa ditunggu . Untuk alas sablon ya?

Sayapun mengangguk, sambil berpikir wah hebat juga ya si mbak ini bisa baca pikiran saya, tinggal diberi outfit yang sesuai ditambah sedikit kemapuan retorika sepertinya bisa
ikutan acara THE MASTER. Atau muka saya yang mirip tukang sablon ya? atau
setiap yang potong kaca 40 x 60 untuk alas sablon ya? Yang jelas ketebalannya terlalu
tebal dan besar buat preparat mikroskop & nggak mantul kalo dipake ngaca.

Di depan saya ada sebuah meja kayu besar, kira kira selebar meja bilyard,besar dengan alas karpet hijau, persis seperti karpet masjid Al Muhajirin di Margahayu Raya Bandung sebelum direnovasi di akhir tahun 80-an yang di beberapa bagian sedikit berbulu. Di sekitarnya ada banyak rak rak berisi kaca yang berdebu. Di bawah meja besar ini empat sisinya ditutupi tripleks triplkes bekas.
Sambil menunggu saya sempat membubuhkan beberapa coretan di kaca
yang berdebu yang tersusun di rak rak disekitarnya (sayangnya lupa ditandatangani).

Sedang asyik mencoret coret kaca kotor dengan jari jari.

Nyoman...
Si mbak memanggil jurpot..juru potong kaca.
Setelah membaca ukurannya Pak Nyoman ini langsung mengambil kaca dengan ketebalan yang sesuai lalu meletakannya di meja besar. Menyiapkan pisau potongnya yang bentuknya mirip cutter kenko, tapi mata pisau dan gagangnya kelihatan lebih kokoh. Ada satu penggaris kayu panjang sebuah siku sembilan puluh derajat yang juga terbuat dari kayu.

Suiit...Suara linu dari pisau yang beradu dengan sisi kaca.
Lalu penggaris kayu diletakkan di bagain bawah kaca.
Trak.....Kaca ditekan dengan kedua tangan dari atas sampai sisi nya
terbelah dua. Lalu tiba tiba Pa nyoman ini melempar pecahan kaca ke kolong meja, yang ternyata ada sebuah box besar yang ditutupi triplek tadi..

Prang....suara kaca pecah menggegar. Tidak aneh kalo perang dinamakan perang, mungkin karena perang selalu gaduh ya? Lalu selanjutnya

suit..trak..prang..
suit..trak..prang..

dengan tiga gerakan saja sudah terbentuk kaca ukuran 40 x 60 dengan tiga bantingan kaca yang mengejutkan. Setelah itu dihaluskan dengan batu asahan dan dibungkus dengan kertas coklat lalu diberi rafia. Setalah dibayar lalu dibawa pulang.

Di perjalanan pulang masih terbayang muka Pak Nyooman yang sepertinya melakukannya dengan sangat nikmat.
suit..trak..prang
suit..trak..prang
suit..trak..prang

Bosan dengan pekerjaan sehari hari? Saran saya sih ganti profesi saja jadi tukang kaca & rasakan kenikmatannya
suit..trak..prang
suit..trak..prang
suit..trak..prang

Ada bagian yang dilakukan dengan sangat hati hati supaya posisi potongan
tidak bergeser dan tepat sembilan puluh derajat....suit
Ada bagian yang menyenangkan juga ketika dengan suara trak..kaca terbelah
dua. Yang paling mengasyikkan ketika pecahan kaca dibuang ke kolong
meja..prang. Memecahkan yang biasanya kesalahan, memecahkan yang biasanya
berarti membeli disini justru dirayakan dengan nikmatnya oleh Pak Nyoman.

Kapan terakhir kali menikmati benar pekerjaan anda? Kalau sudah lama tidak menikmatinya, Mungkin sudah waktunya mencoba bekerja menjadi pemotong kaca. Atau sebenarnya hanya ..

suit..trak..prang
..suit...trak..prang..suit..trak..prang..suit..trak..prang..suit..trak.. prang..suit..trak..prang..suit..trak..prang..suit..trak..prang..suit..trak..prang
yang tidak terdengar.

Atau indera kita yang terlalu terbatas untuk mendengarnya?
Atau indera kita yang terlalu terbatas untuk mensyukurinya?