Nambah satu baris lagi di portfolio onlineku. Nggak sia sia perjuangan kita bertiga selama kurang lebih dua bulanan ngerjain sayembara ini. Sekaligus sayembara internasional yang pertama yang menghasilkan. Yang menarik dari ikut sayembara mau menang atau kalah kita belajar sesuatu, yang mungkin nggak akan didapet dari pengalaman di kantor atau sekolah. Mumpung sayembara bisa agak main main dengan ide ide nakal, sekaligus ngerem dengan kemungkinan terbangunnya.
Ini dia tiga lembar panel dari the weekenders, Fajar Aditya temen seangkatan AR 97, Ikaku (ini temen tidur), dan si'mpri iseng iseng berhadiah nyantol juga dapet juara site award 2000 sing $ + software aseli Autodesk Revit 2008 + langganan futurarc gratis. Untuk sayembara bertema green architecture, arsitektur hijau ini. Ada 3 pilihan lokasi Sydney,Filipina, dan Malaysia. Selain ada site award (juara site) ada beberapa, yang dipilih karena keunikan penyelesaian di site masing, masing. Ada juga citation award (penghargaan) tapi yang ini tidak berhadiah dan satu Master Award, yang dimenangkan orang indonesia juga (sori lupa namanya, ntar diupdate).
Animo peserta dari Indoensia untuk sayembara green architecture, arsitektur hijau ini cukup tinggi 40% dari keseluruhan peserta berasal dari Indonesia kata Nirmal Kishnani selaku salah satu dewan Juri. Sayembara ini digawangi juri juri para praktisi dan pendidik dari berbagai negara yaitu Nirmal Kishnani, PhD , Kazuo Iwamura, M.E., Chris Luebkeman, PhD, Deo Prasad, PhD, Bill Valentine, FAIA, Ronn W. Yong. Hehehe dari statistik ini cukup menggambarkan betapa kurang kerjaannya arsitek di Indonesia, atau betapa berlebihnya energi yang ada (bagus kan, mungkin hadiahnya kurang banyak ya buat orang ausie dan sing). dari 200-an entry terdaftar 56 mengumpulkan. dan 5 Pemenang berasal dari Indonesia. 2 site award untuk site Malaysia dan Philipina dan , master award digondol oleh peserta dari Indoensia. Dan satu site award untuk kategori Australia dimenangkan juga oleh orang Indonesia yang tingal di Singapura, dan ada satu kategor pelajar juga dimenangkan oleh pelajar di singapura dari Indonesia juga. Negara kita memang kaya sumberdaya, dari mulai pohon air terjun, aneka ragam pohon, sampai aneka software 'trial version' yang beredar bebas di pasaran. Data komlitnya kok blum di update panitia ya, kayaknya Phillip masih sibuk dengan acara futurarc forumnya keliling asia.
Panel pertama nyeritain konsep zoning site kita, foto-fotonya aseli koleksi pribadi dan bukan hasil googlingan hehehe. Dari mulai moto prewed nya ika, foto jalan2. Konsep tapaknya membuat ruang terbuka plaza di tengah yang bisa dikonversi untuk berbaga aktifitas ruang luar mulai dar futsal, bazar, tari tarian. Di sisi barat banguanan serba guna, Di sisi timur tempat SOHO, small Office Home office yang lengkung berada. Sisi paling waterfront timur tempat SSHO, Small Studio Home semacam pasar seni.
Di tengah tengah sirkulasi di cross saling tohok, bertemu di business centre. Di business centre kita bisa munuju koridor hijau ke arah SSHO atau ke teater terbuka.
Ending dari konsep site ini adalah daerah selatan (bawah) yang kita sengaja hutankan, ditambah recycle garden, ruang trbuka untuk dekomposisi sampah organik dengan memenfaatkan tabung tabung dari tumpukan ban ban bekas. Akhir dari semua perjalanan di sini adalah dekomposisi, setiap bagia dari kita akan terurai juga jadi sampah kan nantinya.
Bangunan Multifungsi
Bagian paling atas adalah lapangan ruang serbaguna yang bisa berfungsi fleksibel mulai dari hajatan, futsalan, pameran dan an-an lainnya. Isu greennya. Pencahayaan dan pengkondisian alami. Bangunan yang berorientasi bukaan terlebar justruke Timur-Barat karena tuntuan site yang tidak memungkinkan, diatas dengan membuat jendela bersirip serong, sehingga hanya mengambil terang langit saja, dan udara masih bisa lewat dengan sangat lancar. Bagian bawah setinggi koridor juga berupa dinding dinding bambu yang memungkinkan angin untuk lewat.
Atap dengan bentukan yang memungkinkan adanya skylight di dua titik tengah agar merata, dan sirkulasi udara silang. Untuk bonusnya kami tambahkan tumpukan ban ban bekas pada fasad bangunan multifugsi ini, yang kelak akan jadi tempat merambatnya si tanaman rambat. Karet ban adalah isolator panas yang baik dan bagian tengahnya yang bolog bisa diisi untuk media tanaman rambat diharapkan berkolaborasi untuk menurunkan radiasi panas di bagian kulit luar bangunan yang masif.
Bagian dua teater kecil dipisahkan oleh sebuah skylight tinggi supaya hemat listrik yang menerangi sirkulasi berbagai studio tari dan ruang workshop di bawahnya. Sayang kita ngga sempet bikin potongan perspektif atau skema sirkulasi udara dan cahayanya. Mas master award sempet loh.
Business center dibuat 'kang purwa' kode kami untuk bangunan panggung, mengangkang sempurnwa. Maksudnya supaya ngga mengganggu resapan mengingat ini daerah tepi rawa. Bayangkan aja nongkrong pinggir kali sambil sarungan, adem kan rasanya. Sama seperti pada bangunan multifungsi atap digunakan sebesar besarnya unuk kemakmurak rakyat, menampung air hujan, dibuat low pitch juga supaya kalau dipasang solar panel mash bisa optimal.
Nah panel terakhir bersenang senang degan konsep arsitektur hijau, di skala hunian dua lantaiyag satu tipe SOHO/office , dan SSHO .
SOHO.
sebagai small office home office selain harus nyaan juga indah dan representatif dan juga hijau tentunya. Untuk Konsep facade, sedikit curi curi konsepnya bawa dengan bangunan bangunan berjanggutnya di srilanka. Baja yang keras dengan bougenvile yang genit. Ditambah louvre louvre bambu yang bisa dibuka tutup dengan fleksibel seperti pada kampung kampung melayu. Bagian depan ada pond kecil, maksudnya evaporative pond untuk mendinginkan udara bawah sebelum digiring masuk bangunan karena perbedaan tekanan udara. Masa yang cukup panjang ini kami pecah di tengah selain supaya udara bisa bersirkulasi silang dengan baik, masi ada cahaya alami yang masu yang membuat bangunan jadi lebih emat energi.
SSHO.
Masih dengan konsep mengangkang, bangunan panggung. Untuk mengoptimalkan resapan air dan sirkulasi udara bawah bangunan. Gara gara terkagum kagum baca karya karyanya tropo architects , arsitek yang banyak berkarya di daerah north-end Australia (darwin) yang iklimnya relatif mirip dengan kondisi indonesia yang hot,humid.
Studio seniman sekaligus tempat tinggal dan galerinya, kami buat duplex x 2, 4 unit dengan satu unit tanki air bersama. Susunan masa SOHO mengapit gunting tanki baling baling supaya kecepatan angin saat melalui bangunan semakin cepat untuk mengerakan sayap sayap vertikal. ide tengki air yang dibunkus lukisan sang seniman sekaligus berfungsi sebagai baling baling, Vertical blade, yang kelak akan memompa air tabungan dari hujan untuk dipindah ke tanki atas mengalir secara gravitasi ke wc. Jadi ngga perlu pompa listrik lagi. Too good to be true? Dengan teknologi pipa kapiler, turbin, ditambah doa supaya angin bertiup kencang tidak ada yang tidak mungkin. Dan kalau si kipas masih belum begerak juga silakan pompa secara otot. Ide ini tidak orisinal! Kalau sempat baca buku architecture for humanity ada banyak tipe teknologi terapan pompa di pedalaman afrika yang unik unik. Ada yang berupa komidi putar anak anak. Nah bagian bawahnya sekalian dipakai ruang interaksi seniman, Bale bengong yang aneh. Ada juga sebuah sayembara di portugal yang menginspirasi desain ini, tentang bagaimana memanfaatkan ruang bawah di tanki air kota (yang skalanya tentu jauh berbeda).
Ruang terbuka di area antara SSHO dan SOHO dengan perkerasan yang environmental friendly, + Ban ban bekas untuk elemen desain yang agak junkies tempat sampah iya, komposter iya, bak tanaman iya, tempat duduk juga bisa, tergantung fase sampah orgaik di ban itu. Saat sudah terurai jadi pot dengan aneka tanaman sesuai kehendak si empunya. Siapa membuang sampah dia yang memanen tomat, bunga, atau sekedar elemen lansekap. Lagi lagi bukan konsep original,di kampung kampung orang sudah melakukanhal ini sejak dulu.
Referensi sayembara arsitektur ini apa saja?
Banyak baca hasil award terbaru, dari architectural review tentang emerging architecture.
Langganan jurnal online tentang suistainability dari building.co.uk, gratis loh.
Rajin rajin main ke blog blog bertema hijau, treehugger, inhabitat
Browsing standar green building. Kita pakai standar green dari Australia (Indonesia belum punya, sedih ya.., mungkin kita masih sibuk di fase standar keamanan gedung parkir). Wah bener bener pencerahan loh, komplit banget, printable, downdloadable, pdf dari www.greenhouse.gov.au , atau utuk rumah tinggal bisa langsung kesini www.yourhome.gov.au/, atau lebih tepat lagi disini http://www.yourhome.gov.au/technical/index.htm, yang penting banget bagian passive design, ini cara tercepat dan termurah dan termudah untuk berarsitektur hijau, secara solar panel masih mahal gitu.
Baca bukunya architecture for humanity, Glenn Murcut, sama Pak Troppo (tropo archictects sebenernya berbanyak 2 design principal, bukan seorang pak. Pak Tropo ini selain Pak Murcutt dengan jelas mengibarkan bendera hijau di biro desain mereka.
Terimaksih buat ikaku beberapa weekend ngendon di rumah terus ngerjain sayembara, buat Fajar yang belajar serius arsitektur hijau yang membuat mata kita berbinar binar hijausemoga ntar dapet ya beasiswanya. Buat panitia dari futurarc dan bciasia yang membuat sayembara dengan tema yang menarik ini, serius mau dibuat tahunan? Sayembara yang paperless, nggak perlu bayar pendaftaran, nggak harus punya keanggotaan tertentu semoga kita masih bisa ikutan lagi.
Selasa, Februari 26, 2008
Futurarc Prize Malaysia Site Award 2008
Diposting oleh priyatnadp di 8:56 PM 5 komentar
Senin, Februari 18, 2008
Bangau Putih dan si Kerbau besi
Bukan kali pertama saya melihat pemandangan lucu ini saat bersepeda di sekitar desa Sedang Utara Denpasar. Kerumunan bangau putih, bkelok sawah (ardeola speciosa) di sekitar sawah tegalan basah yang baru mau mulai diolah de sela sela warna warninya hamparan bunga pacar air . Bukan pemandangan yang aneh juga kan, kerumunan bangau putih memang berdomisili tidak jauh dari sini. Desa Petulu Ubud adalah markas besar mereka, setiap pagi mereka menyebar ke seluruh penjuru Bali. Dan sesaat sebelum matahari tebenam, terbang kembali ke deretan pohon yang panjangnya kurang dari tiga kilometer sepanjang jalan desa yang asri ini. Kalau sedang berkunjung ke Bali coba sempatkan melihat pemandangan menarik saat merea berbondong bondang pulang kandang membentuk formasi tertentu. Matahari terbenam mungkin bisa dilihat dimanapun, tapi pemandangan homecoming ini sudah mulia jarang.
Jadi apa lucunya kalau dikatakan bukan pemandangan yang aneh? Lucu karena penyebab berkerumunnya si bangau ini adalah sebuah traktor tua berwarna orange yang pagi itu belum juga dinyalakan sementara si Bangau sudah mulai berkerumun. Mungkin pak taninya sedang memupuk lahanya dengan 'urea' alami di pojokan yang lain.
Di pelajaran biologi SMP tidak aneh kalau burung burung sawah bersimbioisis mutualisma dengan Kerbau air. Bangau memakan kutu kutu di pundak kerbau kerbau bersih dari kutu bangaupun kenyang. Di petakan sawah ini bangau putih bsersimbiosis dengan si kerbau besai yang berkaki besi pula, tidak melenguh tapi mengularkan suara sput-sput-sput dan kupalan asap kecil dari lobang knalpotnya.
Saat traktor dinyalakan si bangau sibuk ambil posisi, dan..wah ajaib. Bangau tadi beramai ramai mengikuti jejak si kerbau besi. Dari tanah tanah yang dibolak balik si kerbau besi. Mereka berebut melahap apapun, serangga air, belut, ikan ikan kecil, katak. Tanpa perlu berepot repot menyisir seluruh isi lumpur. Sayangnya sepedaan hari itu nggak bawa kamera.
Kalau bangau putih bisa bersahabat dengan si kerbau besi, Kenapa ya manusia suka enggan bersahabat dengan alam dan mengahabiskan semua rumah mereka yang melata, yang beterbangan, yang bersembunyi . Masih banyak orang yang melihat ular sawah berteriak benci! bunuh! Tanpa sadar mulai memutus bagian kecil dari rantai panjang yang tidak masuk untuk dijejalkan di kepala bodoh ini.
Diposting oleh priyatnadp di 12:29 PM 0 komentar
Label: simprisempre
Kamis, Februari 14, 2008
Bersepeda, gaya hidup atau kebutuhan?
Terpengaruh provokasi Pak Ibung dari HI'LLANDERS Puri Gading fun cycling community akhirnya kesenangan baru ini pun dimulai. Di soupchat ke sebelas waktu itu pak ibung +Adr memprovokasi teman teman soupchat untuk sepedaan bergenjot gowes ria di Bali. Foto kiri ke kanan , Pak Ibung, Wisnu, dan Adri
Jenis sepeda, pilih yang mana?
Mulai dari menjelaskan kategori sepeda dari mulai road bike, MTB hardtail, MTB full suspension hingga ukuran rangka yang cocok buat badan kita. Pak Ibung sendiri lebih memilih jenis hardtail, MTB hardtail lebih ringan di jalan aspal dan jarak jauh, lagipula saya tidak perlu untuk lompat dari ketingian rumah joglo ini ke tanah, sekedar buat 'fun' aja.
Merakit atau beli jadi?
Buat yang males repot repot dan ingin segera menggenjot saya si menyarankan bat beli jadi dulu, nanti kalau sudah semakin menggila bisa modifikasi sendiri kata pak Ibung. Sepeda saya ini bukan sepeda mahal loh , hanya body sepedanya saya cat ulang.
Apa sih gunanya?
Di bali ada lo komunitas MTB yang menggenjot sepedanya setiap hari, Saya sih meluangkan waktu sekira 3 kali lah seminggu itu sudah banyak sekali manfaat yang didapat kata pak Ibung. Yang jelas terasa untuk Pak Ibung dia ini dulunya perokok berat, sejak genjotan stop sama sekali (Konon katanya duit rokoknya ditabung buat upgrade sepeda ). Keringat yang keluar dari badan katanya seperti detoksifikasi mengeluarkan racun racun di badan. Sejak rajin mengenjot pun jadi lebih banyak memperhatikan lingkungan sekitar, Hanya perlu kurang dari 30 menit buat kami dari Puri Gading untuk bisa melihat tebing, laut dan medan yang variatif. Pernyataan pak Ibung yang sangat provkatif! Ya iyalah tinggalnya di Bali, di Jimbaran pula. Foto kiri, kaosnya Adr, warnanya kinclong biar keliatan buat alasan keselamatan.
Saya sendiri termasuk tipe orang dalam kerumunan yang sangat sulit untuk terprovokasi dan cenderung defensif dari provokasi amuk masa. Apa sepedaan genjotan ini gejala sesaat? Hanya trend? Dan pertanyaan ini pun keluar. Buat yang baru mau mulai genjotan kira kira perlu beli sepeda apa? dan harganya berapa pak? (sepertinya provoasi Pak Ibung efektif nih)
Pak Ibung menyarankan buat yang baru mulai sbisa mulai dengan polygon xtrada, tidak terlalu mahal dan cukup handal. Tidak terlalu mahal dalam arti investasi yang kita keluarkan sebanding lah, buat kesehatan daripada dipakai berobat mending dipakai beli sepeda kan (provokasi lainya nih..). Berapa itu pak? Yang paling murah itu dulu sekitar 1.7-1.8 an jutadulu, Tergantung parts yang kita pilih juga. Sekarang (spesifikasi standar polygon xtrada ini sekira 2.1 juta).
Saat itu sempat tercenung wah lumayan juga ya buat mulai genjotan. Ada lagi yang lebih murah tapi saya nggak sarankan soalnya bodynya masih terbuat dari besi ujarnya, jadi belum terlalu ringan. Ya muai 1.5 an keatas lah sudah pake body alloy. Setelah googling lebih banyak di situsnya polygoncycle.com ternyata lebih kaget lagi, ya memang harga standar sepeda segituan tahun 90an sepeda mtb raleigh di rumah rasananya masih sekira 350 ribuan. hehehe memang ngga bisa dibandingin dengan tahun 90 an jamannya memang beda dan teknologinya juga beda. Dulu belum ramai dikenal istilah double suspension, mtb hardtail dengan suspensi fork depan.
Setelah googling, untuk sepeda dengan pabrikan lokal polygon memang cukup serius jualan sepedanya. Katalog onlinenya cukup informatif, lengkap dengan spesifikasi harga. Kalau dibandigkan dengan dua produsen lokal lainnya, wimcycle dan unitedbike cukup jauh dari sisi marketingnya. Polygon lebih mengkhususkan diri pada sepeda sport dan MTB, Wimcycle dengan moto wimcycle idolaku,he...boh (dibaca dengan suara mengembik) kalau kita masuk situsnya wimcycle agak sulit untuk memunculkan MTB yang kita cari. Yang muncul pertama adalah sepeda anak anak(sepertinya ini memang core utama penjualan mereka). Sepeda mtb ini hanya muncul setelah di klik next next beberapa kali dan muncul di kategori sepeda biasa/common bike. Soal harga sebenarnya wimcycle lebih murah dari polygon (ergantung spesifikasi juga ).
Lain lagi United bike sepertinya cukup serius masuk di pasar sepeda sport& mtb yang paling disayangkan situs onlinenya tidak ada pencantuman harga dan tidak ada online formnya buat beli online. Jadi untukpabrikan lokal saat ini si polygon memang belum ada lawan.
Setelah googling di rodalink lebih jauh Kona juga menarik modelnya lucu lucu untuk katgori urban bike lebih asyik. Situs onlinenya lebih emosional dari polygon, disini sepedanya lebih berkarakter cocok digunakan untuk siapa, untuk keperluan apa,sayangnya sepeda ini bukan pabrikan lokal dan tentunya lebih mahal. Jadi pilihan sepertinya semakin mengerucut. Setelah sekira semigguan gogling disela sela waktu kerja akhirnya diputuskan untuk beli polygon astroz dan xtrada, Sesampainya di rodalink teuku umar denpasar ternyata kepincutnya dengan xtrada dan quatro untuk alasan sederhana, pilihan warna (dasar newbie)
Pembeli yang baik sebaiknya berbekal segudang pertanyaan dan dan penjual yang baik pastinya tau teknisnya. Bli sutris dari rodalink Denpasar Teuku Umar bisa menjawab setiap pertanyaan saya dengan memuaskan. Kona sama polygon bagus mana beli? Ya tergantung speknya pak, sambil melirik pada sebuah Kona Hitam bercat matt, depannya modern belakangnya retro bergaya sepeda ontel. Kona hitam ini dengan polygon quatro bagus mana? Bagus quatro pak, pilihan parts di quatro lebih bagus. Masuk akal sih karena si Kona ini masih import.
Ini lebih bagus pak, sambil menunjuk sebuah mtb yang digantung berbandroll diatas 3 jutaan,ini rem depannya sudah hidrolik seperti motor. Ngga ah itu dah diatas budget, kataku. Sepertinya bli sutris dari rodalink ini sudah ditraining dengan baik untuk memetakan budget pembeli. Bagus, jadi setiap pembeli bisa optimal untuk memilih sepedasesuai budgetnya. Akhirnya kami memutuskan untuk beli polygon quatro kombinasi warna hitam dan hijau buat saya dan xtrada kombinasi merah putih buat istri saya.
Sepeda MTB sekarang ternyata benar benar polos tanpa accesories sama sekali, tak ada spakbor depan dan belakang,tak ada standar/dongkrak. Dan yang menggiurkan berbagai embel embel ini dijual terpisah. Takut budget semakin bengkak. Akhirnya perangkat lainnya yang kami beli pompa zefal alumunium dengan pengukur tekanan ban. Pompa diangap perlu karena tukang pompa ban di sekitar rumah lumayan jauh, dan untuk menghindari alasan malas genjotan karena ban kempes. Spion kecil rasanya sangat perlu mengingat akan sering digunakan di jalan raya, dan klakson sepeda yang bentuknya juga lucu lucu mulai dari di punch ala tukang bakwan berbentuk action figure, sampai bell ala ontel. Bell ini sangat perlu mengingat banyaknya anjing kampung di perjalanan yang akan kami lewati. Suara Kliningan bel sepeda ini efektif buat membuyarkan kermunan dan konsentrasi anjing.
Si polygon quatro saya beri nama si katrok, dan xtrada merah putih istri saya namanya chips (erick estarada kan maen di chips)
Terepengaruh provokasi dan gejal sesaat?
Sepertinya nggak, mengingat lingkar pingnggang semakin bertmbah. Berenang ngga bisa, fitness males, jarang kan tempat fitness buka jam 6 pagi. Lebih setuju melihat sepedaan ini sebagai kebutuhan, badan kita kan butuh gerak masa cuman mata dan jari doang yang 5 hari x 8 jam gerak. Tergantung seberapa jauh juga kita sadar kalau badan kita juga butuh bergerak. Mumpung tinggal di seputaran denpasar utara yang dianugrahi trek naik turun yang rekreatif yang ternyata ngga kalah dengan treknya pa Ibung di Jimbaran.
Buat lebih memotivasi kami buat perjanjian pra genjot, dengan siapa? ya dengan diri sendiri. Setelah 15 trip akan ada reward'nya. Satu trip bisanya makan waktu satu sampai satu setengah jam, rekor terjauh baru sampai nyuh kuning ubud dari Sibang (terusan A. Yani Utara, Denpasar). Reward untuk 15 trip pertama helm sepeda. Kalaupun akhirnya nanti helm sepeda ini dibeli duluan jadinya utang trip. Selanjutnya bisa cyclo computer buat ukur jarak tempuh waktu keceptan rata rata, standar rodabelakang, spakbor belakang biar kaos ngga cepet kotor, Jok yang lebih empuk, sarung tangan, kaos, celana.
Sebenerya tanpa reward ini pun genjotan tetep asyik karena medan genjot di sekitar tempat tinggal kami naik turun ngga karuan, banyak tanjakan kontan , tanjakan yang disambung dengan turunan sekaligus. Dan yang paling asyik saya bisa pura pura olahraga tanpa dipaksa padahal kan lagi main main aja, bukan cuman anak kecil loh yang butuh mainan. Foto kanan : ika lagi nanjak di agantaka menuju singakerta, no more TTB.
Diposting oleh priyatnadp di 7:15 AM 4 komentar