Selasa, Januari 22, 2008

Apakah anda Jerapah Berleher Pendek?

Setelah beberapa minggu absen blogging gatel juga akhirnya, apalagi tergelitik dialog via yahoo mesenger dengan seorang teman. Tentang suasana lingkungan kerjanya ang menurut saya agak 'unik'. Kawan lama ini mengeluhkan lingkungan kerjanya yang kompetitif. Lingkungan kerja yang kompetitif bukannya seharusnya seharusnya sehat?

Ternyata tidak diujung seberang sana. Masing masing individu yang bekerja di perusahaan tersebut punya kelebihan masing masing, entah penguasaan software atau memang kelebihan skill lainnya. Setiap individu tersebut merasa kelebihan, atau keterampilan yang dimiliki sebagai nilai tambah keunikan mengapa dia ada di perusahaan organisasi tersebut. Satu point dalam sebuah cv saat aplikasi kita dilirik adalah, adanya nilai lebih. Ada yang aneh dengan kalimat ini?

Tidak,
tidak ada yang aneh. Setiap orang seperti pemain bola tentu punya nilai lebih masing masing. Ada yang jago di bola mati, ada yang jago mengumpan, ada yang jago diving, Ada yang jago menggocek bola.Yang aneh adalah bila si hebat sebut saja demikian tidak mau berbagi spesial skillnya (anda boleh tidak setuju). Si empunya spesial skill berpendapat kalau dia membagikan pengetahuanya pada teman temannya maka dia tidak menjadi spesial lagi, seperti pendapat jika semua karyawan jujur maka jujur bukan kelebihan lagi. Jika semua orang bisa programing maka saya tidak dibutuhkan lagi. Jika semua orang bisa mendesain grafis, maka desainer grafis tidak dibutuhkan lagi, jika semua orang bisa photoshop skill ini bukan nilai lebih lagi.

Apakah anda termasuk orang seperti itu? Jika ya bertaubatlah. Pertama kesempatan anda untuk membagi ilmu sudah anda buang, ilmu yang dibagi bagi adalah amal yang tiada putusnya dalam Islam. Atau mungkin anda termasuk orang beranak shaleh yang optimis ana anda mendoakan anda kelak,atau anda termasuk orang berharta banyak yang hartanya bermanfaat untuk orang banyak.

Kedua anda takut untuk bersaing, orang yang takut bersaing dan berpikiran negatif adalah orang tidak sehat. Dalam teori evolusi Darwin (jika pun ada, dan benar) anda akan masuk dalam barisan jerapah gemuk berleher pendek, yang lambat laut akan punah.

Ketiga anda takut untuk belajar. Dengan tidak membagi pengetahuan yang anda punya karena takut semua punya skill yang sama berarti anda takut untuk belajar sesuatu yang baru. Dengan membagi bagi spesial skill kita seluruh team akan terupgrade wawasannya. Dan kalaupun spesial skill anda anda bagi semuanya ada faktor lain yaitu latihan, expertise, keahlian yang tidak akan terkejar dengan mudah karena frekunsi latihan anda, sebegitu picik dan kecilkah volume otak anda?

Dalam sebuah
tulisan creative seed coroflot dua point yang menarik saat kita bekerja alam sebuah lingkungan pekerjaan yang 'sehat' yaitu untuk mengajarkan sesuatu yang kita punyai dan berteman dengan orang yang mempunyai skill yang tidak kita punyai. Yang kedua terdengar oportunis? Oportunis tidak haram dan tidak ada yang salah dengan itu selama dilakukan dengan fair play & tidak kena jebakan offside. Dengan berteman dengan orang yang mempunyai skill yang bebeda ita pengetahuan kita akan bertambah lebar.

Berbagi skill untuk apa? Untuk keselamatan sendiri tentunya (masih dengan kacamata oportunis). Dalam dunia kerja profesional sangat jarang sebuah pekerjaan diselesaikan oleh superhero semua sendiri, yang paling ringan dengan teamwork yang solid, Bayangkan jika spesial skill tersebut hanya dimiliki oleh anda sendiri seluruh beban pekerjaan akan jatuh pada anda sang superhero. mate' kan....

Yuk kita bikin lingkungan kerja yang sehat dengan berbagi tahu, mumpung kedelai lagi mahal.




2 komentar:

Anonim mengatakan...

thanks for sharing..

-imgar-

prabhamwulung mengatakan...

priyatna yang saya kenal (selama saya bekerja sama dengannya dan duduk di sebelahnya) adalah orang yang sangat suka berbagi. vray dan teknik-teknik tersembunyi autocad adalah sebagian kecil di antaranya.
namun istrinya pernah bertanya kepada saya, kok betah sih duduk di samping mpri? kan dia suka kentut. waktu itu saya hanya tersenyum getir. saya hanya beranggapan, bau kentut itu merupakan perlambang bagaimana priyatna sangat suka berbagi. termasuk bau kentut.
tiada mengapa.