Buruk sangka sifat bawaan manusia? iyakah? entah manusia yang lain tapi yang pasti sifat bawaan pemilik blog ini. Kadang tidak kenal waktu dan tempat muncul saat tidak diduga duga. Mudah mudahan hanya dalam pikiran saja, tidak sampai terkatakan dengan lisan. Sifat bawaan ini memang musti diimbangi dengan kontrol lisan yang baik. Kalau tidak wuiss...bisa runyam. Ada bagusnya punya sifat ini, jadi lebih waspada, sedikit curiga, seperti kucing liar yang merespon setiap gerakan kecil tangan kita padahal hanya sekedar menggaruk kepala.
Buruk sangka dalam arti postif waspada bisa jadi modal bagus untuk terus bertahan hidup. Kalau kelebihan,...ya agak merepotkan.Apalagi kalau setiap buruk sangka dalam pikiran kita terkatakan dengan lisan atau dalam pikiran seperti di sinetron indonesia ditambah ekspresi suram walaupun bibir terkatup rapat pemirsa di depan tv bisa mendengar apa yang kita pikirkan. Untungnya pemirsa di depan tv dan adegan tv berbeda alam, repot kan kalau alur pikiran si buruk sangka tadi dikonfirmasi.
Cerita satu
Contoh kecil buruk sangka si empunya blog ini. Dalam perjalanan dari Bandara Cengkareng ke Bandung dengan kendaraan travel saya kehilangan hp. HP lama sejak 2004, saat mendekati subuh dan hendak mengabarkan pada orangtua sebentar lagi masuk Bandung merogoh saku jaket ternyata HP hilang. Blam...Sebagai seorang yang belum pernah kehilangan hp cukup membuat kaget, karena saya tidak pernah mencoba mengingat nomor nomor telpon di address book hp saya.
Di dalam mobil saat itu hanya saya seorang supir, seorang bapak dan istrinya juga seorang anak kecil. Otomatis pikiran busuk ini menjadikannya sebagai tersangka, lalu cepat cepat dihapus lagi. Kayaknya ngga mungkin orang tadi tutur bicaranya halus, datang dari jauh, ada anak kecil,rasanya cukup merepotkan dan sempet sempetnya kalo ngambil. Kemungkinan lainnya hp jatuh di bandara, kayaknya ngga mungkin sebelum menuju mobil hp masih ditangan dan menanyakan posisi mobil ravel dimana. Kemungkinan ketiga pak supir? kayaknya lebih nggak mungkin lagi sedari tadi sibuk di depan. Kemungkinan keempat tadi sewaktu rehat di tol saat semua orang turun saya tidur di mobil, sempat juga mendengar suara pintu buka tutup berkali kali. Hmmm jangan jangan ada orang lain yang masuk dan sempet ambil hp, tapi masak sih ini kan hp butut tahun 2004. Masih ada yang doyan? apes aja kalo ambil hp ini dosanya sama harga nggak seberapa.
Tarik nafas sejenak, sambil membuang berbagai pikiran busuk jauh jauh. Mungkin jatuh di mobil ini juga. Lihat kebawah dekat kaki nihil...Mungkin terjatuh dan hp terseret kebawah jok...raba raba..nihil. Mungkin jatuh kebawah lalu hp terseret kedepan karene ketendang atau saat mobil mengerem. raba raba raba...ada. Alhamdulillah ternyata belum waktunya hilang. Terbayang kalau saja semua alur pikiran saya tadi terkatakan dengan lisan, saat semua orang jadi tersangka. Dan yang paling busuk justru kemungkinan hp jatuh di mobil justru terpikirkan di saat saat akhir. Sudah waktunya untuk merubah default setting kepala.
Cerita dua
saat berboncengan dengan istri naik sepeda motor. Tiba tiba sepeda motor sedikit oleng. Duduknya diem dong!!! sambil sedikit menoleh kebelakang. Diem kok dari tadi juga, hmmm...Liat ke ban belakang wuih.....kempes. Setingan kepala besar ini kenapa ya kok selalu mencari tersangka hehehe, apa ada hubungannya dengan garis keturunan keluarga yang banyak jaksa? Nah itu juga salah satu pola pikir mencari tersangka, menyalahkan garis keturunan hihihi, ayo mulai rubah setingan.
Cerita tiga...
Mindahin buku di atas meja kecil nggak tadi? ups...ada di dalem tas...Aduh masih belum berubah juga setingannya.
Cerita empat
Kayaknya masing masing pembaca tulisan ini juga punya pengalaman sendiri ya soal buruk sangka ini... Tuh kan masih belum berubah setingan kepalanya dengan beranggapan orang lain pun punya setingan pikiran yang diagonal. Astagfirullah, susah ya berubah itu.
Selasa, September 23, 2008
Buruk Sangka
Diposting oleh priyatnadp di 6:15 AM 1 komentar
Label: simprisempre
Langganan:
Postingan (Atom)